Jakarta, KalimantanSmart.Info – Kegiatan Capacity Building Regional Investor Relations Unit berlangsung di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, pada 11–12 Desember 2024. Acara ini dihadiri oleh berbagai delegasi dari seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Tanah Bumbu.
Delegasi Tanah Bumbu
Dari DPMPTSP Kabupaten Tanah Bumbu, hadir:
- Nurwani, Kepala Bidang Penanaman Modal
- Didik Eko Prasetyo, Pejabat Fungsional Penanaman Modal
Dari Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu, hadir:
- Zulkarnain, Sekretaris Dinas Perikanan
- Mansyur, Kepala Bidang Perikanan Budidaya
- Abdul Gafur Ariyasi, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP)
- Lutfhiandini Murdiyanti, Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Ahli Muda
Sementara itu, dari Bappeda Tanah Bumbu, hadir:
- M. Untung RLU
- I Kadek Permadi
Fokus dan Tujuan Acara
Acara ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam mempromosikan proyek-proyek investasi unggulan mereka kepada calon investor. Dalam dua dekade terakhir, Kalimantan cenderung bergantung pada sektor pertambangan batu bara yang berisiko keberlanjutan. Oleh karena itu, daerah-daerah didorong untuk menawarkan peluang investasi berbasis keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
Proyek Strategis Tanah Bumbu
Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu mempromosikan proyek-proyek strategis berikut:
- Budidaya ikan bandeng terintegrasi dengan industri pengalengan.
- Budidaya ikan gabus terintegrasi dengan industri pengolahannya.
Melalui keikutsertaan ini, Kabupaten Tanah Bumbu berkomitmen mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sebagai langkah diversifikasi ekonomi di luar sektor pertambangan.
Penjelasan Ekonom BI Kalsel: Tantangan dan Strategi Investasi di Kalimantan
Ekonom Bank Indonesia (BI) wilayah Kalimantan Selatan, Herianto Handoko, menyoroti bahwa pertumbuhan ekonomi Kalimantan selama 20 tahun terakhir sangat bergantung pada sektor pertambangan, terutama batu bara. Namun, ketergantungan ini dinilai memiliki risiko jangka panjang, seperti fluktuasi harga komoditas dan dampak lingkungan.
“Daerah harus mulai percaya diri menawarkan peluang investasi di sektor lain yang lebih berkelanjutan. Kalimantan Selatan, misalnya, dapat mengembangkan sektor agribisnis, energi terbarukan, atau perikanan yang terintegrasi dengan industri hilir,” ujar Herianto.
Senada dengan Herianto, ekonom senior BI Kalimantan Timur, Iwan Kurniawan, menambahkan bahwa keberhasilan menarik investasi tidak hanya bergantung pada proyek yang ditawarkan, tetapi juga pada kesiapan data dan analisis risiko. “Investor memerlukan informasi lengkap tentang potensi ekonomi, risiko, dan pengembalian investasi sebelum memutuskan untuk menanamkan modal,” jelas Iwan.
Peningkatan Kompetensi dan Strategi Promosi
Dalam sesi diskusi, narasumber menekankan pentingnya tiga langkah strategis: persiapan proyek yang matang, promosi aktif, dan meyakinkan investor melalui data yang solid.
“Proyek harus clear and ready to offer. Selain itu, promosi yang efektif memastikan bahwa investor mengetahui peluang yang ada di daerah kita,” jelas salah satu pembicara.
Acara ini dipandu oleh Dicky Prayudi dan dihadiri perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia. Tanah Bumbu diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas jejaring dengan calon investor dan mempromosikan potensi investasinya demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Pertanyaan dari Dinas Perkebunan Kalsel dan Bappeda Tanah Bumbu.
Pada sesi tanya jawab, penanya pertama adalah perwakilan dari Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan, yang menyampaikan mengenai sektor peternakan yang masih sangat kekurangan di daerah tersebut. “Kalimantan Selatan memiliki populasi sekitar 4.200.000 jiwa, yang membutuhkan sekitar 7 ton daging per tahun. Namun, saat ini kita kekurangan sekitar 5 ton. Kami melihat potensi besar untuk pengembangan peternakan, dan kami sudah memiliki sekitar 300 ribu hektare lahan yang siap untuk dikembangkan,” jelas perwakilan Dinas Perkebunan.
Kemudian, penanya kedua, perwakilan dari Bappeda Tanah Bumbu, M. Untung RLU, mengangkat isu yang berkaitan dengan kawasan industri dan potensi sumber daya alam di Tanah Bumbu. “Kami memiliki kawasan ekonomi khusus yang dikelola oleh PT Dua Samudera Perkasa (DSM), salah satu anak perusahaan Jhonlin Group, dan di dalam kawasan ini, fokus utama adalah pengolahan industri dari sumber daya alam, termasuk hilirisasi sektor perkebunan, seperti B30. Kami berharap dapat lebih memperkenalkan potensi ini ke para investor,” ungkap Untung.
Penjelasan dari BKPM: Kenapa Kita Butuh Investasi
Pada sesi berikutnya, Moris Nuwaeni dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjelaskan tentang pentingnya investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Boris, investasi menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi. “Kita membutuhkan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi angkatan kerja yang terus berkembang,” ujarnya.
Moris juga menjelaskan model ekonomi makro yang menggambarkan hubungan antara komponen-komponen ekonomi, dengan rumus: Y = C + G + I + (X – M), di mana:
- Y adalah Produk Domestik Bruto (PDB)
- C adalah konsumsi
- G adalah pengeluaran pemerintah
- I adalah investasi
- X adalah ekspor
- M adalah impor
“Dengan investasi yang meningkat, kita dapat memperbesar komponen I (Investasi) dalam rumus tersebut, yang akan berdampak pada peningkatan Y atau PDB negara,” jelas Moris.
Penjelasan Bappenas: Kalsel sebagai Pintu Gerbang Logistik
Dalam sesi lain, Muhammad Roudo dari Bappenas juga memberikan penjelasan terkait posisi Kalimantan Selatan sebagai pintu gerbang logistik utama di kawasan Indonesia bagian timur. Roudo dari Bappenas menyebutkan bahwa Kalimantan Selatan memiliki peran strategis dalam jalur logistik nasional karena posisinya yang berada di tengah-tengah antara Pulau Jawa dan wilayah Indonesia Timur.
“Kalimantan Selatan dapat menjadi hub logistik yang vital untuk mendukung distribusi barang, terutama komoditas sumber daya alam. Infrastruktur yang terus berkembang, baik di sektor transportasi laut, darat, maupun udara, menjadikan Kalimantan Selatan sebagai titik penting dalam rantai pasok nasional dan internasional,” ujar Roudo.
Dengan kondisi geografis dan infrastruktur yang terus dibangun, Kalimantan Selatan diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi dalam sektor logistik, yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
Berita ini ditulis oleh Om Anwar dan dipublikasikan melalui KalimantanSmart.Info.