
ANGSANA, KALSMART.info – Langkah-langkah kecil terdengar menyusuri titian kayu ulin sepanjang 450 meter di kawasan wisata mangrove Desa Angsana, Senin (5/8/2025). Di bawah terik matahari, belasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Lambung Mangkurat tampak antusias mengikuti kegiatan survei lokasi penanaman mangrove, bagian dari program kerja mereka selama berada di desa.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa KKN Desa Angsana dengan Pemerintah Desa, Kelompok Pelestari Mangrove Hijau Lestari, dan Penyuluh Perikanan Eko Priyo Raharjo yang setia mendampingi sejak awal proses.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Pjs Kepala Desa Sayid Firdaus dan Ketua KPM Hijau Lestari, Aidil Anshori.

“Jadi, tujuan dari kegiatan kami untuk penanaman mangrove ini melihat dari berita isu dunia bahwa mangrove ini sangat penting bagi dunia. Karena untuk mangrove sendiri itu juga selain menjaga ketahanan tanah di pesisir, mangrove juga penyumbang oksigen yang besar bagi dunia,” ujar Rico Prastiyo, mahasiswa perikanan sekaligus Koordinator Desa KKN.
Di antara rombongan mahasiswa, terlihat Khalista Ramadhan yang tekun mendengarkan penjelasan penyuluh. Di sampingnya, Sarah Ryka Ully Hutapea mengabadikan suasana dengan kameranya, sementara Muhammad Fiqrian Nazmi dan Rangga Fadhil Pratama tampak berdiskusi soal karakteristik hutan mangrove.
Humaira Putri sesekali mencatat dalam buku kecilnya, sementara Munasyifa Aulia Zahrah dan Mariani Setiawati menikmati pemandangan hijau lebat yang membentang di hadapan mereka. Meli Kristin terlihat antusias bertanya tentang manfaat mangrove terhadap lingkungan sekitar.

“Kegiatan hari ini itu kunjungan kewisataan mangrove dan melakukan beberapa tempat survei untuk penanaman mangrove. Saya di sini melaksanakan kuliah kerja nyata bersama teman-teman,” lanjut Rico.
Dari atas tanah berpasir, Aidil Anshori menunjuk ke arah seberang sungai. Di sanalah lokasi penanaman mangrove direncanakan.
“Saya Aidil Anshori, saya sebagai Ketua Kelompok Hijau Lestari Desa Angsana. Dalam hari ini pihak mahasiswa dari KKN berkoordinasi dengan pihak desa, kemudian pihak desa juga menghubungi kami untuk menangani pengembangan kawasan konservasi desa Angsana,” tuturnya.

Ia menambahkan, survei ini dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi penanaman. Jika titik lokasi sudah disepakati, maka selanjutnya akan dilakukan koordinasi teknis termasuk pengukuran luas tanam dan estimasi jumlah bibit yang dibutuhkan.
Sementara itu, Pjs Kades Angsana Sayid Firdaus menyampaikan dukungannya terhadap program mahasiswa.
“Terkait rencana program penanaman mangrove dari adik-adik KKN, tentunya kami dari Pemerintah Desa Angsana sangat mendukung. Hari ini kita berada di kawasan mangrove yang alami. Tapi nanti, untuk lokasi penanaman akan kami tunjukkan ke tempat yang direncanakan,” ujar Sayid.

Ia berharap kehadiran mahasiswa dapat membawa dampak positif bagi lingkungan dan warga desa.
“Dengan adanya kegiatan ini kami berharap ini bisa menjadi satu momen luar biasa, karena mangrove itu kawasan yang perlu kita lindungi. Penanaman ini juga akan melindungi dari abrasi, karena kawasan kita berada di wilayah pantai,” tambahnya.
Meski wisata mangrove di Desa Angsana belum dibuka secara resmi, kawasan ini telah dilengkapi fasilitas seperti track titian kayu ulin sepanjang 450 meter, dermaga 4×6 meter, pendopo 3×4 meter, dan 10 kios kayu berukuran 2×1,5 meter yang mengelilingi lapangan bundar.

Mahasiswa lainnya yang juga aktif dalam kegiatan ini di antaranya Daniel Fredianto S dan Muhammad Shafa Prayoga, yang turut mengikuti survei hingga ke area dermaga dan pendopo. (Om 4nwar)