Next Post

UPTD-BBI Tanah Bumbu sebagai Pusat Inovasi Budidaya Nila Salin Berbasis Teknologi dan Edukasi

Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu, Zulkarnain, dan Kepala Balai Benih Ikan (BBI) Tanah Bumbu, Fajarunun, memberikan keterangan teknis pada Jumat malam (12/10) di Restoran Luminor Hotel, Jakarta, pukul 20.30 WIB terkait pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu.

Jakarta Pusat—Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu, Zulkarnain, dan Kepala Balai Benih Ikan (BBI) Tanah Bumbu, Fajarunun, memberikan keterangan penting terkait pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu. Wawancara berlangsung pada Jumat malam (12/10) di Restoran Luminor Hotel, Jakarta, pukul 20.30 WIB, sebagai tindak lanjut kunjungan belajar ke Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Tanah Bumbu, Ambo Sakka, serta Kepala Dinas Perikanan, Ahmad Rozain. 

Kegiatan yang juga dihadiri oleh empat anggota DPRD Tanah Bumbu dari Komisi 2, yaitu H. Dading Kalbuadi, Abdurrahman, H. GT. Erwin Arifin, dan Rusdi menjadi momen penting, memberikan motivasi dan dukungan penuh terhadap pengembangan sektor perikanan di Tanah Bumbu. 

Menurut Fajarunun, lokasi aset UPTD-BBI di Desa Pulau Salak memiliki luas satu hektare, namun potensi pengembangan terbatas. “Lahan terbatas, sehingga pengembangan lebih lanjut di sana tidak bisa diharapkan banyak. Namun, dengan adanya studi tiru dari BLUPP Karawang, ada harapan untuk mengadopsi teknologi budidaya mereka di UPTD-BBI kita,” ujarnya.

Fajarunun juga menyampaikan rencana pengembangan kawasan tambak budidaya ikan Nila Salin di Tanah Bumbu. “Kami berharap UPTD-BBI bisa menjadi pusat layanan usaha produksi perikanan, termasuk untuk tambak budidaya ikan Nila Salin. Selain itu, BBI diharapkan dapat menjadi media edukasi bagi pembudidaya di Tanah Bumbu.”

Lebih lanjut, Zulkarnain menekankan perbedaan skala antara Karawang dan Tanah Bumbu. “Di Karawang, budidaya perikanan sudah berskala industri dengan teknologi canggih. Di kita, skalanya masih rumah tangga dengan teknologi tradisional. Namun, dengan adopsi teknologi tinggi, kita bisa mulai dari skala kecil, misalnya 10 hektare lahan, untuk meningkatkan produksi,” jelas alumni Fakultas Perikanan ULM tahun 2000 ini.

Teknologi yang diadopsi dari Karawang, seperti penggunaan kolam berlapis HDPE (High-Density Polyethylene), dinilai sangat cocok untuk meningkatkan efisiensi budidaya di Tanah Bumbu, terutama dengan keterbatasan lahan.

“Dengan lahan 10 hektare, kami bisa membangun kolam sesuai standar budidaya, lengkap dengan saluran inlet, outlet, kolam ipal, dan bak tandon. Harapannya, kami bisa mengembangkan ini di wilayah dekat Sungai Kusan, yang memiliki potensi air tawar dan air laut untuk budidaya ikan Nila Salin,” tambah Fajarunun.

Fajarunun mengatakan, “Pengembangan budidaya perikanan khususnya nila salin akan difokuskan pada beberapa wilayah. Di Desa Api-Api, dengan salinitas 5-15 ppt (air payau), akan menjadi lokasi utama budidaya perikanan di air payau untuk salinitas rendah dan untuk wilayah pesisir seperti Pulau Salak dan Sungai Loban, yang memiliki salinitas lebih tinggi yakni 10-30 ppt, kami juga akan mengembangkan budidaya perikanan dengan salinitas yang lebih tinggi. Selain itu, kami juga akan memperkuat peran UPTD BBI dalam menjamin ketersediaan benih/bibit ikan unggul khususnya bibit nila salin untuk memenuhi kebutuhan pembudidaya di wilayah ini.”

Pengembangan ini diharapkan mampu tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, namun juga berpotensi menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tanah Bumbu.

“Kita punya pasar yang besar, terutama industri catering pertambangan di Tanah Bumbu yang selama ini masih bergantung pada pasokan dari Jawa. Jika pengembangan ini berhasil, kita bisa bersaing dengan produk dari Jawa dan meningkatkan kontribusi lokal,” pungkas Zulkarnain.

Kolam nila salin BLUPPB Karawang (Kalimantansmart.info)

Dengan adanya inisiatif ini, UPTD-BBI Tanah Bumbu diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan budidaya perikanan yang modern, mendukung ekonomi lokal, dan menjamin ketersediaan benih unggul bagi pembudidaya.

Zulkarnain menyatakan, “Dari kunjungan kemarin, kami melihat banyak potensi yang dapat diadopsi untuk pengembangan budidaya ikan di Tanah Bumbu. Saat ini, kami memiliki satu hektare tanah yang menjadi aset untuk pengembangan unit layanan usaha produksi perikanan budidaya di Pulau Salak. Meskipun lahan terbatas, kami berharap dapat mengoptimalkan penggunaannya.”

Fajarunun menambahkan, “Dengan adanya UPTD-BBI, kami berencana untuk mengembangkan model kawasan tambak budidaya ikan, khususnya untuk budidaya Nila Salin. Kami ingin menjadikan UPTD-BBI sebagai media edukasi bagi para pembudidaya ikan di Tanah Bumbu.”

Zulkarnain melanjutkan, “Harapan kami adalah UPTD-BBI dapat menjamin ketersediaan benih unggul. Ini tidak hanya menjadi penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi juga sebagai salah satu fungsi utama kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor perikanan.”

Fajarunum juga menjelaskan, “Teknologi yang diterapkan di Karawang sangat tinggi, sehingga kami berharap bisa mengadopsi teknologi tersebut di UPTD-BBI. Dengan teknologi yang tepat, kami yakin bisa mengoptimalkan lahan yang terbatas ini.”

Zulkarnain menambahkan, “Tanggal 17 Oktober ini, rencananya Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu bersama Komisi 2 DPRD Tanah Bumbu akan melakukan kunjungan dan audiensi ke Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait pengembangan nila salin dan Balai Benih Ikan (BBI)”.

Dalam wawancara ini, Zulkarnain menekankan pentingnya penerapan teknologi budidaya yang efisien. “Kami perlu mengembangkan kolam-kolam yang memenuhi standar budidaya. Harapan kami, dengan dukungan teknologi, meskipun lahan yang tersedia hanya 10 hektare, kami bisa menjalankan budidaya ikan dengan hasil yang optimal,” ujarnya.

Keduanya sepakat bahwa kolaborasi dan adopsi teknologi modern akan menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas budidaya ikan di Tanah Bumbu. Dengan inovasi yang tepat, mereka optimis bahwa sektor perikanan di daerah ini akan terus berkembang, memberikan manfaat bagi masyarakat dan meningkatkan PAD daerah.

Kolam Induk Nila PLUPPB Karawang (kalimantansmart.info)

Pengertian Nila Salin dan Fokus Pengembangan di Desa Pulau Salak, Desa Sungai Loban dan Desa Api-Api

Nila Salin adalah jenis ikan yang termasuk dalam keluarga Cichlidae, yang dikenal dengan nama ilmiah Oreochromis niloticus. Ikan ini sangat populer di kalangan pembudidaya karena pertumbuhannya yang cepat, daya tahan terhadap kondisi lingkungan yang bervariasi, serta nilai ekonomis yang tinggi. Nila Salin juga dikenal mampu beradaptasi dengan baik di perairan payau, menjadikannya pilihan ideal untuk budidaya di daerah pesisir dan tambak yang terpengaruh air laut.

Fokus Pengembangan di Pulau Salak, Desa Sungai Loban, dan Desa Api-Api

  1. Desa Pulau Salak:

    • Aset UPTD-BBI: Pengembangan Nila Salin di Desa Pulau Salak akan dimulai dengan memanfaatkan satu hektare tanah yang menjadi aset UPTD-BBI (Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Benih Ikan). Lokasi ini diharapkan dapat menjadi pusat layanan budidaya ikan, terutama Nila Salin.
    • Penerapan Teknologi: Dengan adopsi teknologi modern, seperti kolam berlapis HDPE, pengembangan budidaya ikan di Pulau Salak diharapkan dapat memaksimalkan potensi lahan yang terbatas.
  2. Desa Sungai Loban dan Desa Api-Api:

    • Potensi Air Tawar dan Air Laut: Desa Api-Api dan Sungai Loban dipilih sebagai lokasi tambahan untuk budidaya Nila Salin, dengan memanfaatkan potensi sumber daya air tawar dan air laut yang ada. Kombinasi ini memberikan kesempatan untuk pengembangan budidaya yang lebih fleksibel.
    • Kawasan Tambak Budidaya: Rencana pengembangan kawasan tambak di Desa Api-Api dan Sungai Loban bertujuan untuk mendukung produksi Nila Salin secara berkelanjutan. Dengan pemanfaatan lahan yang tepat, diharapkan akan terjadi peningkatan hasil panen dan pendapatan bagi masyarakat setempat.
    •  
Kolam nila salin BLUPPB Karawang (Kalimantansmart.info)

Manfaat Pengembangan Nila Salin

  • Ekonomi Lokal: Budidaya Nila Salin di kedua desa ini tidak hanya akan meningkatkan produksi ikan lokal tetapi juga berpotensi memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan mengurangi ketergantungan pada pasokan ikan dari luar daerah.
  • Edukasi bagi Pembudidaya: UPTD-BBI diharapkan menjadi media edukasi bagi para pembudidaya ikan di Tanah Bumbu, memberikan pengetahuan dan teknik yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan keberhasilan dalam budidaya Nila Salin.

Dengan fokus pada pengembangan Nila Salin di Desa Pulau Salak, Desa Sungai Loban dan Desa Api-Api, diharapkan sektor perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu dapat berkembang secara berkelanjutan, memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Kantor BLUPPB Karawang (11/10) – Foto KalimantanSmart.Info
Kolam Nila Salin BLUPPB Karawang (09/10)- Foto KalimantanSmart.Info
Kolam induk Nila Salin BLUPPB Karawang (09/10) – Foto KalimantanSmart.Info

Berita ini ditulis oleh Om Anwar, dan dipublikasikan melalui KalimantanSmart.Info.

Avatar photo

Redaksi

Related posts

Newsletter

Subscribe untuk mendapatkan pemberitahuan informasi berita terbaru kami.

Loading

IMG-20210224-WA0065
Iklan Berita (1)

Recent News

You cannot copy content of this page