Pada 17 Juli 2024, sebuah surat penting dari PT. Guang Yin New Energy Indonesia sampai di Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu. Surat itu mengundang mereka untuk meninjau lokasi rencana pembangunan Bendungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kusan, sebuah proyek ambisius dengan kapasitas 41 MW. Empat hari kemudian, pada 21 Juli, Mr. Wang Jin, Presiden Direktur PT. Guang Yin, bersama Wakil Presiden Direktur Harianto Lasossong Albar dan Direktur Sugiono, tiba di Hotel Ebony Batulicin.
Pagi harinya, tepat pukul 09.00, konvoi yang terdiri dari tiga mobil 4×4 Hilux dan beberapa motor trail memulai perjalanan sejauh 70 km menuju Kecamatan Teluk Kepayang.
Rombongan ini, yang dipimpin oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPSTP) Kabupaten Tanah Bumbu, Andrianto Wicaksono, diharapkan tiba di kantor camat Teluk Kepayang sekitar pukul 13.00.
Setibanya di kantor camat, mereka disambut hangat oleh Camat Joni Suwarno dan tim dari kecamatan. Halaman kantor camat yang dipenuhi hampir 20 kendaraan trail menandakan kesiapan untuk melanjutkan perjalanan menuju titik nol.
Di tengah suasana yang santai, dengan kopi panas dan pisang goreng, rombongan berbincang tentang rencana perjalanan dan tantangan yang mungkin dihadapi. Pukul 13.30, mereka melanjutkan perjalanan menuju kantor Desa Mangkal Api, berjarak sekitar 10 km dari kantor camat.
Di sini, mobil 4×4 diparkir dan rombongan beralih ke motor trail untuk melanjutkan perjalanan menuju titik nol pembangunan bendungan Kusan. Mr. Wang Jin dan para petinggi PT. Guang Yin tampak antusias saat dibonceng oleh tim kecamatan, menegaskan semangat mereka untuk menjelajahi medan yang menantang.
Dengan semangat petualangan, sekitar 15 motor trail menembus jalan setapak yang licin dan penuh lumpur. Mereka melewati dua jembatan gantung yang bergetar di atas hulu Sungai Kusan dan menembus hutan tropis yang mempesona.
Debu dari jalan kebun sawit dan kubangan lumpur menambah kesulitan, sementara motor trail seberat 125 kg menguji keterampilan pengendara. Beberapa dari mereka mengalami kesulitan, dengan beberapa terjatuh dalam perjalanan yang melelahkan ini.
Sekitar 3 km sebelum mencapai titik nol, rombongan menghadapi jalan setapak berbatu besar yang menantang. Jalur menanjak dengan bebatuan besar dan jurang di sisi jalan memerlukan keterampilan dan stamina tinggi.
Jembatan sempit yang hanya dilapisi papan dan nyamuk hutan yang mengerikan menambah dramatis suasana. Kondisi ini menarik perhatian PT. Guang Yin yang berharap pemerintah daerah dapat memperbaiki jalan untuk memudahkan tim survei di masa mendatang.
Sekitar pukul 15.00, rombongan akhirnya tiba di titik nol. Meskipun dua pengendara tidak dapat melanjutkan perjalanan karena ban kempes, yang lain berhasil mencapai lokasi dengan penuh semangat.
Di titik nol, Harianto Lasossong Albar, ahli hidrologi, dengan cermat menganalisis kondisi aliran air di hulu Sungai Kusan. Ia memeriksa debit air, kualitas, dan potensi sedimentasi untuk memastikan desain bendungan memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak lingkungan.
Sugiono, Direktur PT. Guang Yin dan juga penerjemah Mr. Wang Jin, mendalami aspek sosial dan ekonomi proyek. Tim survei menghadapi tantangan tambahan ketika drone mereka jatuh di bukit seberang sungai.
Dengan tekad yang kuat, operator drone menyusuri lereng bukit dan menyebrang sungai untuk menemukan perangkat tersebut, menambah dramatis perjalanan ini.
Sementara itu, Camat Teluk Kepayang, H. Joni Suwarno, menyambut kedatangan tim dengan sukacita. Ia mengungkapkan dukungannya terhadap pembangunan bendungan Kusan, yang diharapkan akan membawa manfaat luar biasa bagi ekonomi masyarakat setempat melalui pemanfaatan PLTA, irigasi, dan penyediaan air baku.
Dengan semangat kebersamaan, Camat Joni Suwarno menegaskan kesiapan untuk memberikan dukungan penuh pada setiap tahapan proyek bendungan kusan.
Pukul 16.00, rombongan turun dari perbukitan Gunung Meratus dan beristirahat sejenak di warung yang jaraknya berkisar 5 km dari kantor Desa Mangkal Api.
Mereka akan melaporkan perkembangan kepada Bupati Zairullah Azhar pada 23 Juli, yang menunggu untuk menandatangani MoU. Penandatanganan ini menandai langkah awal penting menuju realisasi proyek energi hijau yang menjanjikan masa depan cerah bagi Tanah Bumbu.
Perjalanan ini bukan sekadar ekspedisi teknis, tetapi juga sebuah petualangan yang menandai awal perubahan besar, menyatukan semangat keberanian, keindahan alam, dan harapan akan masa depan yang lebih baik di Tanah Bumbu.