
Tanah Bumbu, 25 Juni 2024 – Di tengah hiruk pikuk pusat perkantoran Gunung Tinggi, Kabupaten Tanah Bumbu, terdapat sosok yang bukan hanya pegawai biasa, tetapi juga inspirasi sejati bagi banyak orang. Sigit Dwi Atmaja, seorang penyandang disabilitas berusia 37 tahun, telah menapaki perjalanan panjang yang penuh tantangan dan keberhasilan.
Sejak tahun 2018, Sigit menjalani hari-harinya di Dinas Sosial Kabupaten Tanah Bumbu dengan penuh semangat. Meskipun bukan pegawai ASN, dedikasinya dalam bidang umum dan kepegawaian membuatnya dihormati dan diapresiasi oleh kolega serta atasan di kantor. “Sigit adalah contoh nyata bahwa semangat dan keuletan dapat mengatasi segala rintangan,” ujar Maulidah, Kabid Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial.

Setiap pagi, Sigit memulai perjalanan dari rumahnya di Gang Haji Mugni, Pagatan, menuju kantornya di pusat perkantoran Gunung Tinggi. Dengan motor roda tiga yang telah dimodifikasi, Sigit menempuh jalan sejauh hampir 18 kilometer, melalui jalan perkantoran dan nasional yang ramai. Meskipun kendaraannya tidak secepat motor biasa, Sigit tetap bersemangat dalam setiap perjalanan.

Dalam cerita yang menggambarkan ketabahannya, Sigit tertawa mengenang pengalaman sulit di masa lalu. “Sekarang, saya sudah tidak berani lewat jalan Desa Saring – Batarang, karena motor saya pernah terbalik, jadi sudah kapok,” ujarnya dengan nada humor. Pengalaman pahit ketika motor roda tiganya terbalik di tengah perjalanan tidak memadamkan semangatnya untuk tetap bergerak maju.

Sebelum mendapatkan motor dinas roda tiga, Sigit mengandalkan bantuan orang tuanya untuk mengantar jemput selama tiga tahun pertama bekerja. Namun, kini ia merasa lebih mandiri dengan motor dinasnya, meskipun harus berangkat lebih awal untuk memastikan kedatangannya tepat waktu di kantor.

Sebagai bagian dari tim yang menangani urusan umum dan kepegawaian, Sigit tidak hanya menjadi pegawai yang rajin tetapi juga sumber inspirasi bagi rekan-rekannya. “Sigit selalu memberikan yang terbaik, meskipun dengan keterbatasannya,” tambah Maulidah. Kedisiplinan, tanggung jawab, dan keahliannya dalam menggunakan komputer membuatnya menjadi aset berharga di kantor.

sementara itu menurut H. Aliansyah, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Sosial Kabupaten Tanah Bumbu, Sigit adalah seorang pegawai non ASN, yang tidak hanya baik hati dan rajin, tetapi juga supel dalam bergaul dan rajin beribadah.
“Sigit itu orangnya baik dan rajin. Dia selalu bisa diandalkan dalam berbagai situasi,” ujar Aliansyah dengan nada penuh apresiasi. “Selain itu, Sigit juga supel, mudah bergaul dengan siapa saja. Dia rajin beribadah dan memiliki komitmen kuat terhadap pekerjaannya.”

Meski menghadapi tantangan dalam mobilitasnya, Sigit tidak pernah menyerah. Ia bahkan bermimpi pemerintah daerah nantinya menyediakan bis khusus bagi ASN dan non-ASN untuk memudahkan mobilitas mereka dari kota Pagatan ke pusat perkantoran yang jaraknya lumayan jauh. “Saya bermimpi ke depannya ada solusi yang lebih baik untuk transportasi kami berupa bis pemda khusus dari Kota Pagatan – Gunung Tinggi – Simpang Empat, sehingga kami para pegawai kecil ini bisa ikut setiap hari naik bis pemda guna meringankan biaya dan mengurangi resiko selama di perjalanan” ujarnya dengan penuh harapan.

Di Indonesia, kewajiban pemerintah untuk mempekerjakan penyandang disabilitas di sektor pemerintahan dan swasta diatur secara ketat. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mewajibkan setiap entitas untuk mempekerjakan minimal 2% penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja. Hal ini mencerminkan komitmen untuk mewujudkan inklusi sosial dan ekonomi bagi semua warga negara.

Di Kabupaten Tanah Bumbu, upaya untuk memenuhi kewajiban tersebut terus dilakukan, meskipun tidak berarti tanpa tantangan. Pemerintah daerah terus berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan fasilitas untuk mendukung kesejahteraan penyandang disabilitas seperti Sigit.
Takdir Sigit sebagai penyandang disabilitas dijalani dengan tabah dan ikhlas, mencerminkan perjalanan hidupnya yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan. Meskipun menghadapi keterbatasan fisik, Sigit memilih untuk meniti jalan hidupnya dengan penuh ketulusan. Ia tidak hanya mengatasi rintangan yang ada, tetapi juga menjadikan setiap langkahnya sebagai bukti bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih impian dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Dengan mengandalkan semangat juang dan tekad yang kuat, Sigit memilih untuk tidak menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang ditemuinya sehari-hari. Keikhlasannya dalam menerima takdirnya sebagai penyandang disabilitas juga menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya. Ia membuktikan bahwa dengan penuh ketulusan dan tekad yang kuat, setiap orang dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembang.
Kalimantan Smart Info – Jendela Informasi Nusantara (Om Anwar)