Tanah Bumbu – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar kegiatan penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) untuk periode 2025-2029 pada 6 November 2024 di Gedung Mahligai Bersujud, Kapet Simpang Empat. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai instansi terkait serta perwakilan dari 12 kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Narasumber utama, Dr. Arif Rahman Nugroho, M.Si, dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, memberikan pemaparan mengenai pentingnya kajian risiko bencana sebagai dasar perencanaan langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk Tanah Bumbu. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan bahwa kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bencana dan merumuskan upaya pengurangan risiko yang akan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Christina Dewi Untari, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tanah Bumbu, yang bertindak sebagai moderator, memandu jalannya diskusi dan melibatkan peserta dari berbagai instansi dan perwakilan kecamatan. Para peserta diberi kesempatan untuk memberikan masukan terkait potensi bencana dan langkah-langkah mitigasi yang perlu diterapkan di Tanah Bumbu.
Karakteristik Kebencanaan di Tanah Bumbu
Tanah Bumbu memiliki karakteristik kebencanaan yang cukup beragam, mulai dari banjir, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem, hingga tanah longsor. Banjir menjadi bencana yang paling sering terjadi dan memberikan dampak signifikan, baik dari sisi kerugian material maupun korban yang terdampak. Kecamatan Satui, Kusan Hulu, dan Batulicin menjadi wilayah yang paling sering mengalami bencana.
Tujuan Kajian Risiko Bencana
Kajian Risiko Bencana bertujuan untuk menentukan tingkat risiko bencana di Tanah Bumbu dengan menggabungkan tiga komponen utama: bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Komponen bahaya diukur dari probabilitas dan intensitas kejadian bencana, kerentanan mencakup faktor sosial, budaya, ekonomi, fisik, dan lingkungan, sementara kapasitas mengukur ketahanan daerah dalam menghadapi bencana.
Penyusunan Peta Risiko Bencana
Hasil kajian ini akan dituangkan dalam peta risiko yang menunjukkan sebaran bahaya, kerentanan, kapasitas, dan risiko di Tanah Bumbu. Peta ini akan menjadi acuan dalam perencanaan mitigasi dan langkah-langkah kesiapsiagaan bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat
Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM) juga menjadi salah satu indikator dalam kajian ini, yang mengukur sejauh mana kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. Penilaian ini dilakukan melalui survei dan wawancara mendalam dengan masyarakat dan aparat pemerintah di kelurahan yang berpotensi terdampak bencana, menggunakan aplikasi InaRISK BNPB.
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis yang dapat meningkatkan ketahanan daerah, memperkuat kapasitas masyarakat, dan mengurangi risiko bencana, menjadikan Tanah Bumbu lebih siap menghadapi tantangan kebencanaan di masa depan.
Berita ini ditulis dan dipublikasikan melalui Kalimantansmart.info – Om Anwar.