Kalimantansmart.info — Di tengah lekukan jalan aspal sedikit berdebu yang membelah hamparan hijau pedalaman Karang Rejo, di antara rumah-rumah warga yang bersahaja, berdirilah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Ittihad. Menyandang nama “Al-Ittihad,” yang berarti “Persatuan dan Kesatuan,” dan menjadi simbol kebersamaan bagi masyarakat setempat. Meskipun jarak tempuh yang harus dilalui anak-anak cukup jauh, semangat mereka untuk menuntut ilmu tidak pernah padam.
Saat hujan mulai turun, seorang anak laki-laki berkopiah putih tampak berlari terburu-buru, menggenggam erat tas kecil berisi Al-Qur’an. Di belakangnya, anak-anak perempuan yang juga menggenggam tas serupa, berlarian menuju kelas TPA Al-Ittihad dengan wajah penuh semangat. Tak peduli cuaca, mereka tahu betapa berharganya setiap detik yang mereka habiskan untuk mempelajari ayat-ayat suci.
Ridho Bustani, pengelola TPA Al Ittihad dan Ketua BKPRMI Kecamatan Karang Bintang, menceritakan bagaimana lembaga ini berkembang pesat. “Dulu, pendidikan agama terbatas pada Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah, dengan metode alif-ba-ta yang sederhana. Kini, kami telah beralih ke metode Iqro yang lebih sistematis untuk mengajarkan membaca Al-Qur’an,” ujar Bustani saat ditemui di kediamannya di desa Karangrejo pada Rabu, 13 November 2024.
Bustani, seorang alumni Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, mengelola TPA ini dengan ketekunan dan rasa tanggung jawab yang tinggi. “Di sini, anak-anak belajar dari nol hingga khatam Al-Qur’an. Tujuan kami adalah membimbing mereka agar mencintai Al-Qur’an dan mendapatkan pendidikan agama yang mumpuni,” tambahnya.
Namun, di balik ketekunan para pengajar, Bustani mengungkapkan harapan agar kesejahteraan mereka mendapat perhatian lebih. “Kami berharap, setidaknya gaji pengajar di TPA ini bisa seragam, minimal satu juta rupiah per bulan. Kalau bisa lebih, tentu Alhamdulillah,” ucapnya. Beberapa desa sudah mampu memberikan insentif sebesar satu juta rupiah, sementara lainnya masih memberi sekitar 750 ribu rupiah. “Kami ingin para pengajar mendapat penghargaan yang setimpal atas pengorbanan mereka,” lanjutnya.
Saat ini, TPA Al Ittihad memiliki sembilan pengajar penuh semangat dan sekitar 180 siswa aktif yang belajar setiap harinya, mulai setelah sholat Dhuhur hingga Ashar. “Kami di sini benar-benar berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Dengan sistem yang ada, mereka bisa menguasai Al-Qur’an dengan baik,” tutur Bustani.
Tidak hanya berharap kesejahteraan pengajar meningkat, Bustani juga menginginkan dukungan dari pihak terkait. “Kami sudah menyampaikan hal ini ke Kasi P3D di kecamatan agar bisa diperhatikan. Mudah-mudahan, kesejahteraan pengajar bisa lebih baik di masa mendatang,” harapnya.
Menurut Bustani, bantuan dari pemerintah daerah selama ini telah memberi dampak positif bagi TPA Al Ittihad. Bantuan berupa pembangunan teras masjid, aula, pendopo, satu ruang kelas baru (RKB), serta keramik teras dan sumber air bersih dari mata sumur bor TMMD 2023, telah membantu memajukan kegiatan pendidikan di TPA ini.
Saat anak-anak asyik belajar di dalam kelas TPA Al-Ittihad, hujan yang semula deras mulai reda perlahan. Suasana yang semula terdengar riuh dengan suara rintik hujan, kini berubah menjadi tenang, seiring dengan berhentinya hujan yang membasahi bumi. Anak-anak yang duduk dengan penuh perhatian pada pengajaran Al-Qur’an tidak terpengaruh oleh cuaca. Dengan semangat yang tak kenal lelah, mereka terus mendalami ilmu agama, sementara di luar kelas, tetesan air hujan perlahan mengalir, menandakan bahwa meskipun tantangan datang, semangat untuk belajar dan menuntut ilmu terus tumbuh.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW, “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Semangat anak-anak di TPA Al-Ittihad adalah cermin dari hadits ini, bahwa meskipun hujan atau tantangan datang, mereka tetap menempuh jalan ilmu, yang insya Allah akan membawa mereka pada kebaikan dan keberkahan.
Berita ditulis Om Anwar – KalimantanSmart.Info