
Siang itu terasa lebih hangat ketika kami memasuki halaman Kantor DPRD Tanah Bumbu di kawasan Gunung Tinggi. Bangunan megah berarsitektur modern itu berdiri kokoh dengan pilar-pilar besar yang menopang bagian depan. Cat putihnya tampak masih terawat, meskipun di beberapa sudut mulai menunjukkan tanda-tanda usia. Halamannya luas, dengan taman kecil di beberapa titik, memberikan sedikit kesejukan di tengah panasnya udara. Deretan mobil dinas dan kendaraan pribadi terparkir rapi, menandakan aktivitas di dalam gedung tetap berjalan seperti biasa.
Kami melangkah masuk ke dalam gedung, melewati lorong panjang yang menghubungkan ruang rapat tengah dengan ruang Ketua Komisi II dan III. Tujuan kami jelas—menemui Ketua DPRD Tanah Bumbu, Andrean Atma Maulani, untuk membahas rencana besar pemindahan gedung DPRD ke lokasi baru dan alih fungsi gedung lama untuk kepentingan RS Husada.
Duduk di ruang tamu yang disiapkan di ruang Ketua DPRD, suasana terasa hangat dan santai. Sebuah meja besar di tengah ruangan dipenuhi kotak makanan dan minuman yang tertata rapi. Andrean, mengenakan kemeja putih, tampak tenang namun penuh semangat ketika mulai menjelaskan rencana besar ini.
“Gedung DPRD ini sebenarnya lebih cocok dimanfaatkan oleh rumah sakit. Letaknya yang berdekatan dengan RS Husada menjadikannya tempat yang ideal untuk mendukung peningkatan layanan kesehatan, seperti menjadi poliklinik atau fasilitas pelayanan lainnya,” ujar Andrean.
Pemindahan ini bukan tanpa alasan. Gedung DPRD yang saat ini digunakan dinilai sudah tidak lagi memadai untuk menampung aktivitas legislatif yang terus berkembang. Dengan jumlah anggota DPRD yang kini mencapai 35 orang, ruang kerja yang tersedia semakin terbatas. Bahkan, ruang fraksi mulai tumpang tindih dan beberapa bagian gedung mengalami kebocoran, membuatnya kurang nyaman untuk kegiatan sehari-hari.

“Jika jumlah penduduk terus meningkat, kita akan membutuhkan lebih banyak ruang untuk anggota DPRD. Misalnya, jika penduduk Tanah Bumbu mencapai 400 ribu jiwa, kita akan membutuhkan 40 anggota DPRD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, saat ini kami rasa perlu untuk segera memindahkan gedung DPRD ke lokasi yang lebih representatif,” jelasnya.
Meski akan berpindah, Andrean memastikan bahwa gedung lama tidak akan mengalami perubahan fisik yang signifikan. Bangunan tetap dipertahankan sebagai bagian dari sejarah Tanah Bumbu, sementara fungsinya akan disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Jika benar dialihfungsikan, fasilitas ini bisa digunakan untuk layanan poliklinik atau unit kesehatan lainnya yang akan sangat membantu masyarakat.
Di luar ruangan, suasana kantor tetap berjalan normal. Pegawai DPRD lalu lalang dengan berkas di tangan, menandakan kesibukan yang masih berlanjut. Sementara itu, kendaraan dinas keluar-masuk halaman, menambah kesan bahwa gedung ini masih menjadi pusat aktivitas pemerintahan.
Terkait lokasi baru untuk gedung DPRD, Andrean menyebutkan bahwa ada empat titik yang sedang dibahas. Keputusan akhir akan berada di tangan pemerintah daerah setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk aksesibilitas dan luas lahan yang tersedia.
“Kami masih dalam tahap pembahasan untuk memilih lokasi yang paling cocok. Semua keputusan akan diserahkan kepada pemerintah daerah,” tambahnya.
Sore itu, gedung DPRD Tanah Bumbu yang selama ini menjadi pusat kegiatan legislatif, kini bersiap untuk perubahan menjadi pusat layanan kesehatan yang lebih dekat dan berguna bagi masyarakat.
KalimantanSmart.INFO – om Anwar