
SIDRAP, KALSMART.info – Keluhan soal genangan di Jalan Karyawan, Kelurahan Majjelling, mendapat perhatian baru setelah seorang warga lain yang kebetulan mudik ke rumah orang tuanya meninjau langsung kondisi saluran air pada Rabu (19/11/2025). Ia mengungkap bahwa dimensi gorong-gorong dan arah pembuangan air di kawasan tersebut memang tidak memadai.
“Lubang deuker itu sebenarnya tidak sampai satu meter. Harusnya diperbesar. Di bagian utara malah mentok ke tembok warga, lalu belok kanan sekitar satu setengah meter. Setelah itu ada lagi saluran kecil ke arah utara, tapi lebarnya bahkan tidak sampai 30 sentimeter,” jelasnya saat ditemui di lokasi.
Ia juga menunjukkan adanya bangunan kios yang berdiri tepat di dekat saluran sehingga mempersempit ruang pengawasan. “Ada kios yang menghalangi pengawasan kita terhadap saluran air. Minimal lebarnya harus satu meter, karena sebenarnya alirannya menuju sungai kecil di samping SDN 2 Jalan Rappang. Dari situ air mengalir ke danau Sidenreng,” tambahnya.
Menurutnya, perbandingan dengan wilayah disekitar sekolah lain menunjukkan perbedaan mencolok dalam kapasitas drainase. “Coba lihat di samping SDN 3, salurannya lebih besar dan alirannya bagus. Makanya daerah sana relatif aman dari genangan. Sedangkan di sini, air cuma lewat saluran kecil lebar 50 cm, bahkan di ujung hanya 30 cm,” katanya.
Ia menegaskan bahwa saluran di bawah jalan selama ini lebih tepat disebut gorong-gorong kecil daripada deuker. “Di bawah jalan itu bukan deuker, tapi gorong-gorong kecil. Seharusnya dibangun deuker yang lebih tinggi, satu sampai satu setengah meter, dan lebarnya minimal satu meter. Baru alirannya bisa lancar,” ujarnya.
Selain itu, ia menilai jalur pembuangan air ke utara selama ini memakai saluran tersier yang terlalu kecil dan tidak mampu menjadi jalur pembuangan utama. “Saluran pembuangan arah ke utara mestinya saluran sekunder yang lebih besar, bukan tersier. Dan harus langsung terkoneksi ke sungai di Jalan Rappang sebagai pembuangan akhir,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah daerah segera turun mengevaluasi desain drainase di titik tersebut. Perbaikan kapasitas deuker dan pelebaran saluran pembuangan dinilai penting agar genangan yang sering merendam rumah warga tidak terulang setiap musim hujan.
Dari utara terlihat jelas kondisi gorong-gorong yang dimaksud warga. Saluran yang berada tepat di bawah kios permanen itu tampak sempit, gelap, dan terhalang bangunan di atasnya. Lebarnya hanya sekitar beberapa puluh sentimeter, sehingga aliran air tidak terlihat memungkinkan mengalir dengan lancar. Di bagian depan, saluran juga dipenuhi sampah plastik dan sisa makanan, membuat arus air semakin tersendat.
Bangunan kios yang berdiri tepat di sisi atas gorong-gorong membuat area tersebut sulit dipantau maupun dibersihkan.
“Ini yang saya maksud tadi. Gorong-gorongnya kecil sekali, posisi tertutup kios, dan air masuknya dari selatan harus belok dulu sebelum mengarah ke utara. Tidak heran kalau air mudah meluap ke rumah warga,” jelas warga yang kebetulan mudik ke rumah orang tuanya usai menunjukkan lokasi.
Menurut informasi warga, pihak pemerintah daerah sebenarnya pernah mengecek kondisi saluran beberapa waktu lalu, namun belum ada tindak lanjut di lapangan. Hingga berita ini disusun, pihak Pemkab Sidrap belum memberikan jawaban resmi terkait laporan warga maupun rencana penanganan drainase di Jalan Karyawan.
Subscribe untuk mendapatkan pemberitahuan informasi berita terbaru kami.