Tanah Bumbu, 4 November 2024 – Jembatan Batu Bidawangan di Kecamatan Kusan Hulu kini telah dilengkapi dengan guadril sepanjang 64 meter di kedua sisi. Jembatan ini, yang menghubungkan Desa Binawara dengan Desa Bakarangan, merupakan akses vital bagi masyarakat sekitar. Dengan pemasangan guadril, diharapkan tingkat keamanan para pengguna jembatan meningkat, terutama di bagian-bagian yang berpotensi membahayakan.
Namun, tantangan utama jembatan ini terletak pada posisi opritnya yang cukup tinggi dari jalan aspal, sehingga membuat bagian ujung jembatan tampak sangat menanjak. Kondisi oprit jalan saat ini juga berbatu, berlubang, dan tidak beraspal, yang semakin menyulitkan akses bagi pengguna jalan. Selain itu, akses menuju oprit berada di tikungan hampir 45°, yang mengharuskan pengguna jalan, terutama pengemudi kendaraan berat, untuk ekstra hati-hati saat naik ke jembatan. Tikungan tajam dan tanjakan curam ini meningkatkan risiko bagi pengguna jalan, terutama pada kondisi cuaca buruk atau di malam hari.
Menurut Kepala Desa Binawara, Noor Rahman, keberadaan guadril ini merupakan langkah positif untuk memperkuat keamanan jembatan. Meski demikian, ia menyampaikan harapan agar oprit atau bagian ujung jembatan segera diperbaiki. “Harapan kami, oprit diperbaiki agar lebih aman dan semoga jangan sampai ada kecelakaan. Selain itu, kami juga berharap agar jalan tanjakan bisa diperbaiki, karena yang ada sekarang ini terlalu menanjak,” ujarnya.
Jembatan ini memiliki panjang bentang sekitar 40 meter dan melintasi Sungai Kusan, dengan hulunya terletak di Desa Mangkalapi, Kecamatan Teluk Kepayang, dan muaranya di Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir.
Amin, salah satu pekerja dalam proyek pemasangan guadril, menyebutkan bahwa pemasangan di Jembatan Batu Bidawangan termasuk yang paling menantang karena beberapa bengkokan pada struktur jembatan rumit untuk dipasangi guadril. “Pemasangannya termasuk yang paling ekstrem, karena posisi oprit disamping menanjak juga menikung 45°. Setiap detail harus dikerjakan dengan hati-hati agar guadril terpasang kokoh dan memberikan perlindungan maksimal bagi pengguna jembatan,” jelasnya.
Amin menambahkan bahwa proyek pengamanan jembatan di Kabupaten Tanah Bumbu tahun ini mencakup 19 titik lampu peringatan (warning light) dan 6 rambu penunjuk jalan (RPJ), sementara untuk guadril, hanya dipasang di satu titik, yakni Jembatan Kusan Hulu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan, Ali Syamsudin, mengonfirmasi bahwa pemasangan guadril di Jembatan Kusan Hulu merupakan bagian dari proyek Dinas Perhubungan Kabupaten Tanah Bumbu. Ia menjelaskan bahwa pemasangan guadril ini dilengkapi dengan spotlight atau lampu sorot yang bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dan keselamatan bagi para pengguna jalan, terutama pada malam hari atau saat cuaca buruk. “Spotlight pada guadril membantu penerangan di sekitar jembatan sehingga struktur jembatan lebih terlihat dari kejauhan, mengurangi risiko kecelakaan akibat tikungan tajam dan tanjakan curam di ujung jembatan,” jelas Ali.
“Pada 2024 ini, hanya Jembatan Kusan Hulu yang mendapat pemasangan guadril. Sebenarnya, kami telah menginventarisasi banyak jembatan milik Pemda. Mudah-mudahan pada tahun 2025 mendatang, proyek serupa bisa lebih banyak terealisasi karena rambu-rambu dan pengaman jembatan sangat penting untuk keselamatan pengguna jalan,” tambahnya.
Ali berharap inisiatif ini bisa menjadi model untuk proyek-proyek serupa di Tanah Bumbu, di mana rambu-rambu dan fasilitas keamanan tambahan seperti spotlight dapat dipasang di jembatan-jembatan lain untuk mengurangi potensi kecelakaan.
Berita ditulis oleh Om Anwar dan dipublikasikan melalui KalimantanSmart.Info.