Next Post

Monitoring Pertumbuhan Mangrove di Tanah Bumbu

Sumber Foto : Penyuluh Perikanan Tanah Bumbu, Jumat (07/02/2025).

Tanah Bumbu, 7 Februari 2025 – Penyuluh Perikanan Tanah Bumbu bersama Tim dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Selatan melakukan monitoring pertumbuhan tanaman mangrove (Rhizophora mucronata) yang ditanam sembilan bulan lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan rehabilitasi mangrove serta mengidentifikasi kendala dalam pertumbuhannya.

Hasil Pemantauan dan Faktor Keberhasilan

Tim menemukan bahwa tidak semua tanaman mangrove mampu bertahan. Beberapa mati akibat abrasi dan pasir yang terbawa arus hingga membentuk gosong di sekitar kawasan tersebut. Meski demikian, gosong ini memberikan manfaat ekologis sebagai penghalang alami yang melindungi mangrove yang masih bertahan.

Dalam pemantauan ini, tim menggunakan metode visual. Eko Priyo Raharjo, Penyuluh Perikanan Tanah Bumbu, menjelaskan bahwa “metode pemantauan yang digunakan secara visual, artinya dengan melihat kondisi mangrove yang sekarang dan membandingkannya dengan saat penanaman.”

Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa beberapa faktor sangat mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan mangrove. “Faktor yang mempengaruhi keberhasilan antara lain kondisi lingkungan seperti salinitas, gelombang, struktur tanah di lokasi penanaman, jenis mangrove yang ditanam, cuaca, dan musim. Pada lokasi ini terjadi pembentukan gosong yang disebabkan oleh gelombang air laut, yang mengakibatkan perubahan struktur tanah di lokasi penanaman.”

Indikator Keberhasilan dan Langkah Tindak Lanjut

Indikator keberhasilan pertumbuhan mangrove juga menjadi perhatian dalam monitoring ini. Eko menjelaskan bahwa “indikator keberhasilan bisa dilihat dari kondisi pertumbuhan mangrove, seperti bertambah tinggi, daun bertambah banyak, sehat, tidak dihinggapi penyakit, serta kondisi tanaman yang segar dan tidak layu.”

Sebagai langkah tindak lanjut, tim akan terus melakukan pemantauan secara berkala serta penanaman kembali di daerah-daerah kritis yang terdampak abrasi, dengan melibatkan masyarakat setempat. “Langkah tindak lanjut yang direncanakan adalah dengan melakukan pemantauan yang kontinyu serta penanaman kembali pada daerah-daerah kritis dan terabrasi, seperti wilayah pesisir dan laut yang mengalami kerusakan akibat abrasi. Tentunya, ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat seperti KPM (Kelompok Pelestari Mangrove) dan Kelompok Nelayan (KUB). Contohnya, penanaman di Muara Pagatan (daerah mercusuar dan sekitarnya) akan melibatkan KPM Siporennu Mangrove dan KUB Belanak.”

Baca Juga :  Perjuangan Sigit Dwi Atmaja, Tenaga Non ASN Penyandang Disabilitas Tanah Bumbu

Eko juga menekankan pentingnya pemilihan lokasi yang tepat dalam rehabilitasi mangrove. “Untuk tingkat keberhasilan yang optimal, lokasi harus dikaji terlebih dahulu agar diketahui apakah cocok atau tidak untuk mangrove.”

Komitmen Rehabilitasi Mangrove

Supriadi, Kasie Konservasi Ekosistem Laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Selatan, menegaskan pentingnya upaya rehabilitasi mangrove. Ia menyatakan, “Kami dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, Bidang Pengelolaan Ruang Laut di Seksi Konservasi Ekosistem Laut, hari ini melaksanakan tinjau lapang untuk memonitoring hasil pertumbuhan penanaman. Ini benar-benar menyenangkan!”

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tim melakukan kegiatan ini di area-area kritis dalam kawasan mangrove untuk memulihkan sumber daya kelautan dan perikanan di pesisir. “Kami berharap dengan adanya penanaman dan rehabilitasi mangrove di kawasan pesisir ini, sumber daya perikanan juga akan meningkat. Mangrove adalah tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan bagi berbagai habitat seperti kepiting, ikan, udang, dan lain-lain.”

Dukungan dan Keterlibatan Pihak Terkait

Berbagai pihak telah berkontribusi dalam program ini. Supriadi menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan rehabilitasi mangrove. “Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para penyuluh di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertugas di Kabupaten Bumbu, serta kepada masyarakat dan kelompok pemerintah di kawasan mangrove yang telah mendampingi dan membantu dalam pelaksanaan rehabilitasi.”

Lebih lanjut, ia berharap masyarakat dapat terus berperan aktif dalam menjaga kawasan ini. “Kami juga berharap masyarakat dan kelompok masyarakat di sekitar kawasan mangrove dapat terus melakukan pengawasan agar rehabilitasi ini berjalan dengan baik.”

Tim yang tergabung dalam Monitoring dan Evaluasi (Monev) dari Bidang Pengelolaan Ruang Laut, Seksi Konservasi Ekosistem Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari Supriadi, Yurina Mandasari, Rina Santika, dan Taufik Rahman.

Baca Juga :  Pengajian Perdana Majelis Ta'lim Syamsyi Syumus di Desa Lasung Menjaga Tradisi Islami dan Silaturahmi Umat

Selain itu, kegiatan ini turut didampingi oleh Eko Priyo Raharjo sebagai Koordinator, bersama Arsiah (Penyuluh Perikanan Kecamatan Kusan Hilir) dan Elya Saparina (Penyuluh Perikanan Muara Pagatan).

Pentingnya Pelestarian Mangrove

Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, mulai dari mencegah abrasi, menjadi habitat biota laut, hingga menyerap karbon dioksida. Oleh karena itu, tim terus mendorong pelestarian melalui program rehabilitasi, edukasi, dan keterlibatan masyarakat lokal.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir, sejalan dengan semangat SAVE OUR MANGROVE!

KalimantanSmart.INFO – Om Anwar

Avatar photo

Redaksi

Related posts

Newsletter

Subscribe untuk mendapatkan pemberitahuan informasi berita terbaru kami.

Loading

banner kalimantansmartinfo
Iklan Berita (1)
banner kalimantansmart

Recent News