Tiap Hari, Berbagai Wadai Khas Banjar Dijajakan di Depan Pintu Gerbang Pantai Pagatan

Pagatan, Tanah Bumbu — Setiap sore, kawasan di depan pintu gerbang Pantai Pagatan selalu ramai. Warga berdatangan untuk menikmati udara sejuk sambil mencicipi aneka wadai khas Banjar yang dijajakan di warung-warung sederhana.

Tidak jauh dari gerbang pantai, sebuah gerobak kayu tampak menonjol di antara keramaian. Di atasnya, berbagai jajanan tradisional tersusun rapi dalam wadah plastik bening—ada yang hijau lembut, ada pula yang dibungkus daun pisang. Harum santan dan pandan menguar, menggoda siapa pun yang lewat untuk singgah.

Wadai-wadai itu di antaranya surabi, kukuleh, barongko gula habang, kelepon, wadai cincin, gumbili beselada, lupis, cenil, hingga putu mayang. Warna-warni kue dan taburan kelapa parut membuat suasana sore makin hangat dan menggugah selera.

“Setiap sore ramai saja pembeli, apalagi menjelang akhir pekan,” ujar salah satu pedagang. “Banyak yang jalan-jalan sore ke pantai atau ke alun-alun, sekalian beli wadai. Kalau malam Sabtu, kami juga buka di Pasar Sabtu Simpang Empat.”

Menjelang petang, aktivitas warga makin ramai. Beberapa pengunjung duduk santai menikmati camilan di pinggir jalan, sementara anak-anak kecil berlarian di sekitar area pantai. Suasana terasa akrab, seperti pertemuan warga yang sudah jadi kebiasaan tiap sore.

Tak jauh dari sana, di kawasan alun-alun Pagatan atau lapangan sepak bola, suara riuh olahraga terdengar. Sejumlah anak muda berlari kecil mengelilingi lapangan, sementara di sisi lain ada yang bermain voli dan berlatih karate. Udara sore yang sejuk membuat tempat ini jadi titik kumpul favorit untuk beraktivitas.

Dari kejauhan tampak pedagang kaki lima menyiapkan dagangan, menambah semarak suasana. Ada yang menjual minuman dingin, gorengan, hingga makanan ringan lainnya. Semua berpadu membentuk suasana khas sore di Pagatan