
TELUK KEPAYANG, KALSMART.info – Kamis pagi, suasana SMPN 2 Kusan Hulu terlihat lebih hidup dari biasanya. Sejak pukul tujuh, halaman sekolah mulai dipadati siswa, guru, dan beberapa orang tua yang ikut hadir mendampingi anak-anak mereka.
Hari itu, sekolah merayakan ulang tahunnya yang ke-23. Tidak ada kemegahan, tapi semangat kebersamaan terasa sejak awal. Jalan santai mengawali kegiatan, mengajak semua warga sekolah bergerak bersama menyusuri jalanan desa.
Siswa-siswi berjalan santai sambil bercanda. Beberapa guru ikut menyapa warga yang dilewati. Meski sederhana, kegiatan ini membuat suasana jadi akrab dan santai. Banyak senyum terlihat di sepanjang rute.

Setelah kembali ke sekolah, pertunjukan seni dimulai. Acara dibuka dengan berbagai tarian daerah. Beberapa siswi tampil membawakan tari kolosal, disusul dengan tari Aceh yang dinamis dan tari Dayak yang penuh makna budaya. Penampilan ini membuka suasana dengan semangat yang hangat.
Penonton tampak menikmati pertunjukan. Orang tua mengabadikan momen anak-anak mereka, sementara teman-teman memberi semangat dari sisi panggung. Sorak-sorai terdengar saat penari melangkah dengan percaya diri.
Salah satu yang menyita perhatian adalah Nur Halimah, siswi kelas IX yang membawakan pencak silat. Ia tampil sendiri di panggung dengan gerakan yang mantap dan terukur. Suasana hening sejenak, memberi ruang pada setiap jurus yang ditampilkan.

Beberapa siswa juga membawakan madihin, sebuah seni pantun khas Banjar yang disampaikan dengan gaya humor. Suara tawa penonton pecah setiap kali para siswa melemparkan pantun jenaka tentang sekolah dan kehidupan sehari-hari. Madihin ini menjadi salah satu bagian yang paling ditunggu.
Kepala SMPN 2 Kusan Hulu, Sri Supadmi, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada orang tua, panitia, dan para donatur yang turut mendukung kegiatan ini. Ia menyebut Dies Natalis bukan hanya perayaan, tetapi juga ajang untuk mengenang perjalanan sekolah yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.

Ia juga menyinggung bagaimana sekolah yang dulunya belum terakreditasi kini sudah menunjukkan perkembangan yang berarti. Prestasi dari guru dan siswa di berbagai bidang telah membawa nama baik sekolah, termasuk penghargaan sebagai Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Penggerak.
Setelah pertunjukan seni, kegiatan berlanjut dengan bazar sederhana. Siswa menjajakan makanan dan hasil karya tangan mereka di meja-meja yang ditata di halaman sekolah. Beberapa orang tua tampak menikmati makanan sambil berbincang santai dengan guru.
Bazar ini menjadi sarana pembelajaran langsung bagi siswa. Mereka belajar melayani pembeli, mengelola uang, dan bekerja dalam tim. Meskipun sederhana, kegiatan ini memberi kesan mendalam karena dilakukan dengan antusias.

Perayaan Dies Natalis ke-23 ditutup tanpa kemewahan. Namun, semangat kebersamaan dan kesederhanaan justru menjadi kekuatannya.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa sekolah di pelosok pun mampu memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang dan berprestasi.