Kehidupan Buruk dalam Politik: Ancaman bagi Organisasi Islam
Kehidupan buruk dalam partai politik dan politik pemerintahan jangan sampai menular kepada kehidupan organisasi Islam, termasuk Muhammadiyah. Langkah kontra produktif yang dilakukan oleh para elite penguasa dan pejabat pemerintahan itu harus dicegah agar tidak mempengaruhi, sekaligus membuat warga atau bahkan kader Muhammadiyah menjadi underbow atau pembela yang berlebihan. Meskipun dalam beberapa hal organisasi politik dan organisasi Islam mungkin memiliki kesamaan, namun secara fundamental mereka berbeda.
Perbedaan Fundamental antara Organisasi Politik dan Organisasi Islam
Kehidupan politik pemerintahan pada umumnya selalu mengundang situasi prahara, terutama ketika kekuasaan menjadi alat kepentingan kelompok elite dan alat untuk mencapai kekayaan dengan cara instan. Dalam bernegara, kepatuhan pada aturan konstitusi diperlukan untuk menciptakan ketertiban dan keteraturan hidup. Jangan sampai negara dianggap sebagai milik pribadi atau dinasti, yang hanya akan melahirkan perlawanan dan disintegrasi bangsa.
Kehilangan Ruhul Jihad dan Ruhul Ikhlas di Kalangan Warga Muhammadiyah
Setiap kehidupan politik pemerintahan selalu membuat goyah beberapa orang Muhammadiyah yang memiliki amanah sebagai pimpinan struktural, terutama ketika mereka menggunakan identitas organisasi persyarikatan atau ortomnya untuk mendapatkan kekuasaan. Ketidakmampuan untuk memisahkan kehidupan politik dengan kehidupan berorganisasi Muhammadiyah atau ortomnya menyebabkan hilangnya ruhul jihad dan ruhul ikhlas. Orang-orang Muhammadiyah tertentu yang lebih suka berada di atas ‘karpet merah’ kekuasaan seringkali telah lama melupakan makna sejati dari Muhammadiyah.
Pesan Darurat: Jangan Gadaikan Amanah untuk Proyek Kekuasaan
Peringatan darurat ini sangat relevan bagi warga Muhammadiyah jika niat berorganisasi mulai melenceng dari khittah Muhammadiyah. Beberapa peringatan darurat tersebut antara lain: jangan gadaikan amanah jabatan struktural untuk kepentingan proyek kekuasaan, jangan jadikan AUM sebagai batu loncatan kepentingan pribadi, jangan menduakan Muhammadiyah dengan organisasi Islam lain dengan alasan apapun, dan jangan menciptakan raja dinasti di AUM.
Kesadaran akan Peringatan dari Allah dan Manusia
Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang berisi peringatan, ancaman, dan ujian dalam kehidupan beriman. Peringatan dari Allah adalah teguran paling dahsyat, dan peringatan dari manusia atau organisasi Islam, termasuk Muhammadiyah, harus disikapi dengan kesadaran yang mendalam. Muhammadiyah bukanlah anti kekuasaan atau pemerintahan, namun persyarikatan ini tidak dapat berkompromi dengan hal-hal yang membawa mudharat, mafsadat, dan masalah. Warga Muhammadiyah harus selalu menjunjung tinggi akhlak, adab, dan spiritualitas, bukan sekadar asupan material dan kepentingan transaksional.
Kembali ke Khittah Muhammadiyah
Pentingnya pesan darurat kepada seluruh warga Muhammadiyah harus selalu diingat, terutama ketika niat mulai salah, tujuan mulai belok, dan kepentingan mulai politis. Jadilah warga Muhammadiyah yang istiqomah dalam segala hal, dan jika pernah khilaf, segeralah kembali kepada jalan lurus yang tertanam dalam persyarikatan Muhammadiyah.
Mari kita jaga harkat, martabat, dan derajat persyarikatan Muhammadiyah dari segala hiruk-pikuk kehidupan ini. Jaga marwah, izzah, dan quwwah Muhammadiyah sebagai gerakan organisasi Islam yang menjunjung tinggi syariat Islam tanpa mengesampingkannya untuk hal lain. Jadikan peringatan darurat ini sebagai bentuk kesadaran, kebijaksanaan, dan keikhlasan dalam menjalani dakwah bersama Muhammadiyah untuk membangun umat sekaligus membantu bangsa dalam kemajuan yang berkemaslahatan.
Oleh: As’ad Bukhari, S.Sos., MA (Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)
