Next Post

Pemanfaatan Air Danau Desa Karangsari yang Tak Pernah Kering

Anak-anak memancing di Danau Karangsari, Desa Karangsari, Kecamatan Kusan Hulu. Danau buatan yang sudah ada sejak 1987 ini menjadi sumber air utama warga dan juga tempat rekreasi alami bagi masyarakat sekitar. (Foto: Om Anwar)

BATULICIN, KALSMART.info – Danau Karangsari terletak di Desa Karangsari, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu. Danau ini bukan terbentuk secara alami, melainkan dibangun oleh perusahaan PTPN XIII sekitar tahun 1987. Saat itu kawasan ini masih berupa kebun dan lahan kosong, jauh sebelum warga transmigran datang.

“Transmigrasi pertama masuk tahun 1988, ada sekitar 170 kepala keluarga. Dari Banyuwangi, Madura, Semarang, Boyolali, Garut juga ada,” kata Muhammad Mullah, saat ditemui di rumahnya di Desa Karangsari, Senin, 9 Juni 2025. Ia telah tinggal di desa ini sejak tahun 1991 dan merupakan keluarga dekat dari kepala desa pertama, Pak Suro.

Menurut Mullah, danau ini memiliki dua cabang sungai kecil yang terhubung langsung. “Satu sungainya panjangnya kira-kira satu kilometer. Itu yang bikin airnya tidak pernah habis,” katanya. Ia menjelaskan bahwa luas danau sekitar 4 hektar, dengan kedalaman rata-rata 2 meter. Debit airnya diperkirakan mencapai 80.000 meter kubik.

“Kami tidak punya PDAM. Jadi air diambil dari sumur di pinggir danau, disambung pakai pipa dan pompa ke rumah,” ujarnya. Air itu cukup bersih untuk kebutuhan sehari-hari. “Saya dari dulu tidak pernah beli air galon. Masak, minum, semua pakai air itu. Alhamdulillah sehat-sehat saja.”

Selain untuk kebutuhan harian, air danau juga pernah dimanfaatkan dalam program PAMSIMAS. “Dulu dibikin tandon air tinggi dari beton, sumbernya dari danau juga. Biar bisa dialirkan ke rumah-rumah yang jauh dari danau,” jelasnya.

Warga Desa Karangsari melintasi jalan desa yang tak jauh dari kawasan Danau Karangsari, Kecamatan Kusan Hulu. Selain sebagai sumber air, danau ini juga menjadi bagian dari aktivitas keseharian masyarakat. (Foto: Om Anwar)

Keunikan Danau Karangsari dibanding danau buatan lain di desa sekitar adalah kelangsungan debit airnya. “Musim kemarau panjang pun tidak pernah kering. Soalnya selain dari hujan, air dari mata air sekitar juga masuk. Dari dulu begitu,” tutur Mullah.

Danau ini pun menjadi tempat memancing bagi banyak warga, bukan hanya dari Karangsari. “Yang datang dari Rejowinangun, Karang Rejo, bahkan dari Desa 7—Wonorejo. Ramai mulai jam delapan malam sampai subuh. Tidak dilarang, asal tidak mencemari,” katanya. “Tapi kalau nyetrum atau pakai obat, itu tidak dibolehkan. Merusak air dan ikan.”

Ikan yang ada di danau ini antara lain nila dan patin. Sayangnya, potensi perikanan belum tergarap maksimal. “Di sini jarang yang bikin keramba. Padahal bisa jadi tambahan penghasilan warga,” ujarnya.

Mayoritas penduduk Karangsari bekerja di sektor perkebunan. “Nanam karet, sawit. Ada juga yang tanam sayur, cabai, jagung untuk kebutuhan sendiri,” kata Mullah. Kini, tiap RT juga punya kelompok PKK yang mendorong ibu-ibu untuk menanam sayur di pekarangan.

Mullah juga membayangkan, jika air danau ini dikelola lebih profesional, hasilnya bisa memberi pemasukan untuk desa. “Kalau bisa dibuat usaha air minum atau air kemasan, bisa jadi sumber PAD. Atau dikelola perusahaan, asal air tetap bersih dan desa dapat manfaat,” pungkasnya. (Foto: Om Anwar)

Avatar photo

Redaksi

Related posts

Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.

Newsletter

Subscribe untuk mendapatkan pemberitahuan informasi berita terbaru kami.

Loading

banner kalimantansmartinfo
Iklan Berita (1)
banner kalimantansmart

Recent News