
Tanah Bumbu – Di tengah keterbatasan dan tantangan yang terus datang silih berganti, Desa Pandamaran Jaya di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, tetap bertahan. Dengan semangat kebersamaan dan tekad untuk terus hidup dari hasil laut, desa ini menjadikan budidaya perikanan sebagai tulang punggung perekonomian.
Luas tambak aktif di desa ini mencapai lebih dari 700 hektar, dikelola oleh 13 kelompok pembudidaya yang masing-masing terdiri dari sekitar 10 anggota. Komoditas utama yang dibudidayakan adalah ikan bandeng dan udang. Rumput laut juga mulai diperkenalkan, meski masih menghadapi kendala serangan lumut.
Baca juga: Keluhan Pupuk Petambak Desa Pandamaran Jaya Satui
Namun, hasil panen tak selalu menggembirakan. “Kami panen dari 4 hektar kadang cuma dapat 10 kilogram. Harganya cuma 70 sampai 80 ribu per kilo. Itu setelah dipelihara selama 4 bulan,” kata Jamal, salah satu pembudidaya dari RT 01, jumat, 23 mei 2025.

Tantangan terbesar mereka saat ini adalah tingginya harga pupuk. “Dulu tahun 2023, satu kelompok hanya dapat 500 kilogram pupuk dari pusat. Sekarang, sudah tidak ada lagi bantuan itu,” ungkap Ibu Rominah, Penyuluh Perikanan Lapangan (PPL) yang membina wilayah Pandamaran Jaya, Setarap, dan Sungai Danau. “Kami berharap ada subsidi lagi. Kebutuhan pupuk untuk tambak jauh lebih tinggi dibanding pertanian biasa,” tambahnya.
Untuk bertahan, para pembudidaya bahkan menggunakan pupuk kandang sebagai alternatif. Mereka juga harus mematuhi sejumlah aturan administratif seperti memiliki Tanda Daftar Pembudidaya Kecil (TDPK), Kartu KUSUKA, NIB, hingga sertifikat CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik), sebagai syarat legalitas usaha dan peningkatan mutu produk.
Baca juga: Mengurai Masalah Kompleks Budidaya Perikanan di Tanah Bumbu Menuju Penguatan Sektor Secara Terpadu
Sridina Wahyuni, Ketua Koperasi Pandamaran Berjaya Sejahtera, menyebut bahwa sebagian besar dari 200 kepala keluarga di desa ini tergolong berpenghasilan rendah. Namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat. “Kami terus berusaha, karena dari tambak inilah kami hidup,” ujarnya.
Desa Pandamaran Jaya adalah cermin keteguhan masyarakat pesisir. Meski dihimpit persoalan biaya dan ketidakstabilan harga, mereka memilih untuk tetap bertahan—karena bagi mereka, budidaya perikanan bukan sekadar pekerjaan, tapi harapan.
KalimantanSmart.INFO – Om Anwar