Tanah Bumbu – Perjalanan menuju Kecamatan Teluk Kepayang dimulai dari simpang empat menuju pertigaan Wonorejo, sekitar 36 kilometer dari pusat Tanah Bumbu. Sepanjang perjalanan, mata dimanjakan dengan pemandangan alam yang memukau, dengan hutan hijau dan perbukitan yang menyegarkan. Aktivitas warga setempat, yang hilir mudik di ladang mereka, menjadi bagian dari keseharian yang mewarnai perjalanan.
Setiba di pertigaan Wonorejo, kami memutuskan istirahat sejenak di area yang penuh dengan kebun karet dan warung-warung sederhana. Di sini, kami berjumpa dengan pasangan suami istri yang sudah berusia senja, menjajakan makanan dan minuman di bawah atap seng warung mereka. Pemandangan petani yang sibuk di tengah sawah kecil menambah kesan pedesaan yang damai.
Gedung pertama yang kami temui dalam perjalanan menuju Teluk Kepayang adalah SMKN 1 Kusan Hulu. Terletak sekitar 12 kilometer dari pusat kecamatan, sekolah ini berada di pertigaan Wonorejo yang menghubungkan Teluk Kepayang, Kusan Hulu, dan Karang Bintang. Sebagai bagian dari kecamatan Kusan Hulu sebelum pemekaran, SMKN 1 Kusan Hulu tetap menjadi simbol penting bagi pendidikan di daerah tersebut.
Sekitar 5,6 kilometer dari titik ini, kami disambut dengan megahnya Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kusan Hulu. Dengan bangunan baru yang mencolok, berpadu dengan cat warna hijau tua dan putih, BPP ini menjadi pusat informasi dan penyuluhan bagi para petani di Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Teluk Kepayang. Fasilitas seperti ini sangat penting untuk mendukung sektor pertanian di wilayah yang mayoritas penduduknya bergantung pada pertanian.
Menempuh perjalanan lebih lanjut, sekitar 9,4 kilometer dari pertigaan, kami tiba di kantor Desa Guntung. Dengan atap hijau tua dan dinding putih yang bersih, kantor desa ini menjadi pusat pelayanan bagi masyarakat Guntung. Di sekitar kantor, ada simpang tiga yang mengarah ke Desa Tibarau Panjang, di mana SDN Guntung menjadi tempat pendidikan bagi anak-anak desa.
Setelah 12 kilometer perjalanan dari pertigaan, kami tiba di pusat Kecamatan Teluk Kepayang. Di sini, Masjid Jami Lambung Mangkurat, atau lebih dikenal sebagai Masjid Raya Teluk Kepayang, berdiri megah. Bangunan masjid ini sudah usang dan belum pernah mengalami rehabilitasi besar. Meski demikian, masjid ini tetap menjadi pusat spiritual dan kebanggaan masyarakat setempat.
Menurut Sekcam Mahludin, di Kecamatan Teluk Kepayang setiap desa memiliki satu masjid, kecuali Desa Teluk Kepayang yang memiliki dua masjid, yaitu Masjid Jami “Lambung Mangkurat” dan Masjid “Al Muhajirin.” Kehadiran masjid-masjid ini menjadi tempat utama bagi kegiatan keagamaan warga. Beliau menambahkan, “Kecamatan ini memang belum memiliki SMA, hanya ada SMP dan SMK swasta di Teluk Kepayang.”
Salah satu hal yang menarik dari Kecamatan Teluk Kepayang adalah potensi ekonominya yang sangat besar. Pemekaran kecamatan ini dilatarbelakangi oleh kepadatan penduduk di Desa Teluk Kepayang serta berkembangnya sejumlah perusahaan besar yang bergerak di bidang sawit, karet, dan batu bara. Kecamatan ini kini menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Kabupaten Tanah Bumbu.
Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, kondisi jalan menuju kantor camat di pusat kecamatan cukup memprihatinkan. Perjalanan hampir 15 kilometer dari pertigaan Wonorejo menuju kantor camat memakan waktu hampir satu jam, karena kondisi jalan yang rusak parah. Beberapa ruas jalan yang dulunya beraspal mulus kini berlubang dan becek, membuat perjalanan terasa lebih lama dan melelahkan. Masyarakat berharap agar angkutan berat seperti truk sawit, CPO, dan batu bara dialihkan ke jalur khusus agar tidak melalui jalan utama yang padat pemukiman dan rawan kerusakan.
Camat Joni Suwarno sendiri sudah menyampaikan keluhan terkait kondisi jalan yang parah ini kepada dinas teknis setempat pada tahun lalu. Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi pemerintah kecamatan dalam mewujudkan kecamatan yang lebih maju dan nyaman untuk warganya.
Sesampainya di kantor camat Teluk Kepayang, kami disambut dengan ramah oleh Sekretaris Camat (Sekcam) Mahludin. Sambil menikmati pemandangan Gunung Taliut yang megah di kejauhan, kami mendengar cerita tentang potensi besar yang dimiliki kecamatan ini. Keindahan alam sekitar, terutama Gunung Taliut, menjadi daya tarik utama yang dapat dikembangkan untuk pariwisata alam. Tak lama, telepon dari Camat Joni Suwarno pun datang, menyampaikan bahwa kopi panas telah disiapkan oleh staf kecamatan.
Dalam kesempatan itu, Camat Joni menyampaikan bahwa Kecamatan Teluk Kepayang memiliki 10 desa. Beliau berharap dengan penataan yang lebih baik, Teluk Kepayang dapat berkembang menjadi kawasan yang lebih maju, dengan infrastruktur yang lebih memadai, serta potensi alam yang bisa menarik wisatawan. Harapannya, kecamatan ini tidak hanya dikenal sebagai penghasil sumber daya alam, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang patut diperhitungkan.
Kunjungan kami ke Kecamatan Teluk Kepayang ini memberikan gambaran menyeluruh tentang tantangan dan potensi yang ada. Dengan perhatian lebih pada perbaikan infrastruktur jalan dan pengembangan fasilitas umum, Teluk Kepayang memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi kawasan yang lebih maju dan layak huni.
Artikel ini ditulis oleh Om Anwar dan dipublikasikan melalui KalimantanSmart.Info.