
Tanah Bumbu, 16 Februari 2025 – Nelayan dari Desa Sungai Lembu, Kecamatan Kusan Hilir, menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi dalam merakit bagan tancap sebagai persiapan untuk pemasangan di perairan Salo Mati. Bagan ini dimiliki oleh Ahmad Idrus dari Kelompok Nelayan KUB Cahaya Indah, Desa Sungai Lembu, Kecamatan Kusan Hilir. Proses perakitan bagan tancap ini melibatkan kerjasama antar nelayan setempat, yang saling membantu demi keberhasilan bersama.
Penyuluh Perikanan Tanah Bumbu, Eko Priyo Raharjo, menjelaskan bahwa biaya pembuatan satu bagan berkisar antara Rp50-60 juta. “Nelayan di sini saling gotong royong, membantu sesama nelayan yang memiliki bagan. Semua itu demi kelancaran usaha dan keberhasilan tangkapan ikan,” kata Eko, Minggu 16 Februari 2025.
Gotong royong ini sangat penting, mengingat pembuatan bagan tancap memerlukan tenaga dan koordinasi yang baik. Bagan yang dirakit semalam, subuh tadi sudah dibawa ke laut dan saat ini sedang dalam tahap pemasangan hingga pukul 15.00 WITA. “Proses pemasangan bagan tancap dilakukan secara bersama-sama, agar lebih cepat dan efisien. Ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan di kalangan nelayan sangat tinggi,” tambah Eko.
Eko juga memberikan penjelasan mengenai pengertian bagan tancap, yaitu alat tangkap ikan pasif yang menggunakan cahaya sebagai daya tarik ikan. “Bagan tancap dipasang secara permanen di perairan dangkal dengan tiang pancang yang ditanam ke dasar laut atau muara sungai. Ikan akan berkumpul di bawah cahaya lampu dan kemudian dijaring menggunakan jaring angkat,” ujarnya.
Perakitan Bagan Tancap
Tiang pancang biasanya terbuat dari bambu atau kayu kuat yang ditancapkan ke dasar perairan. Jaring angkat berbentuk persegi yang ditarik ke atas untuk menangkap ikan. Jembatan kerja digunakan sebagai tempat berdiri nelayan untuk mengoperasikan alat tangkap. Sumber cahaya biasanya menggunakan lampu minyak atau listrik untuk menarik ikan.
Cara Pembuatan Bagan Tancap
Menentukan lokasi yang sesuai dan memenuhi syarat. Menancapkan tiang pancang ke dasar perairan secara kuat agar tidak mudah roboh. Membangun jembatan kerja dengan menggunakan bambu atau kayu. Memasang jaring angkat di bagian tengah yang dapat diangkat dan diturunkan. Menempatkan sumber cahaya di atas jaring untuk menarik ikan pada malam hari.
Persyaratan Lokasi
Kedalaman air sekitar 3–10 meter agar jaring dapat bekerja optimal. Perairan yang memiliki arus tidak terlalu deras agar alat tidak mudah rusak. Lokasi yang kaya akan sumber ikan pelagis kecil yang tertarik oleh cahaya.
Tujuan Bagan Tancap
Menangkap ikan secara efektif dengan memanfaatkan cahaya sebagai daya tarik. Mengurangi ketergantungan pada metode penangkapan aktif yang lebih melelahkan. Memanfaatkan daerah perairan dangkal sebagai sumber penangkapan ikan.
Jenis Ikan yang Tertangkap
Bagan tancap umumnya digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil dan beberapa jenis ikan lainnya, seperti Teri (Stolephorus spp.), Kembung (Rastrelliger spp.), Selar (Selaroides spp.), Tembang (Sardinella spp.), dan Cumi-cumi (Loligo spp.).
Cara Kerja Bagan Tancap
Pada malam hari, lampu dinyalakan untuk menarik ikan ke dalam area jaring. Ikan berkumpul di bawah cahaya. Jaring ditarik, ikan akan tertangkap.
Eko menambahkan bahwa bagan tancap adalah alat tangkap yang sangat bergantung pada cahaya untuk menarik ikan, dengan cara kerja yang efektif di perairan dangkal. Ia menekankan bahwa semangat gotong royong di kalangan nelayan sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembuatan dan pemasangan bagan tancap ini, serta meningkatkan hasil tangkapan ikan mereka.
Perakitan bagan tangkap ini diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan di perairan Salo Mati, terutama untuk ikan-ikan pelagis kecil yang menjadi komoditas utama nelayan setempat. Selain itu, penggunaan bagan ini akan mengurangi ketergantungan pada metode penangkapan aktif yang lebih melelahkan dan lebih ramah lingkungan.
Om Anwar | KalimantanSmart.INFO