TANAH BUMBU – KALSMART.info – Pada pertemuan pembinaan dan penilaian kelas kelompok yang diadakan oleh Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu, para petambak Desa Sepunggur mendapatkan pembekalan dan penilaian terkait budidaya udang tiger, ikan bandeng, kepiting, serta pengembangan rumput laut Gracilaria. Kegiatan ini digelar di Rumah H. Arfah, RT 03, dan dihadiri oleh penyuluh perikanan Sasmianto, Muhammad Rusadi Permana, Andi Evy Harvianna, serta staf Dinas Perikanan Budidaya, Rabu, 20 Agustus 2025.
Kabid Perikanan Budidaya, Bapak Mansyur, menjelaskan bahwa sebagian besar petambak di Sepunggur membudidayakan udang tiger, ikan bandeng, dan kepiting. Selain itu, ada beberapa jenis yang tumbuh secara alami, seperti udang keras atau udang putih, yang biasanya muncul begitu pintu air dibuka. Menurut Mansyur, udang keras ini tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari, tetapi juga memiliki nilai jual.
“Kemudian ada ikan mujair, atau biasa disebut nila. Kadang memang masuk ikan nila, tapi secara umum yang teman-teman sebut adalah mujair. Ini juga punya nilai jual,” tambahnya.
Yang menjadi perhatian utama adalah rumput laut Gracilaria, yang secara alami tumbuh di tambak dan memiliki potensi ekonomi tinggi. Mansyur menjelaskan bahwa rumput laut bisa menjadi sumber nilai tambah yang signifikan jika panen dilakukan secara kontinu dan masal.
“Bibit-bibit yang ada di tambak ini nanti kita jadikan kebun bibit, baru kita sebar ke tambak-tambak lain. Dengan begitu, rumput laut bisa hidup dan berkembang sebelum dipanen. Sekarang banyak yang sudah minta bibit,” ujarnya.
Namun, petambak menghadapi beberapa kendala dalam budidaya rumput laut. Mansyur menjelaskan bahwa rumput laut tidak tahan terhadap air tawar. Saat hujan turun, air di tambak menjadi tawar, sehingga rumput laut yang berada di bagian bawah tambak bisa langsung mati. Selain itu, suhu air yang berubah-ubah juga memengaruhi pertumbuhan rumput laut.
“Kalau dibiarkan begitu saja, seperti yang terjadi di Haji Parung, rumput laut yang baru satu jengkal tumbuh bisa mati karena hujan berhari-hari. Cara menanggulanginya, teman-teman biasanya pakai pupuk urea, tapi dicampur air dulu dan tidak terlalu banyak. Ini membantu menetralkan pH air dan menjaga suhu tetap stabil,” jelas Mansyur.
Selain nilai ekonomi, rumput laut yang dibudidayakan di air payau memiliki berbagai manfaat, termasuk untuk kosmetik, tepung rumput laut, maupun konsumsi langsung. Mansyur menekankan bahwa keberhasilan budidaya tergantung pada ketekunan dan usaha petambak.
“Kalau mau sukses, memang harus berjuang dulu. Tidak ada jalan pintas. Satu minggu ke minggu lain harus terus belajar dan berusaha. Alhamdulillah, kalau ilmu dan usaha diterapkan, hasil akan datang,” tutupnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas petambak lokal serta mendukung Sepunggur menjadi salah satu lokasi budidaya rumput laut Gracilaria unggulan di Kabupaten Tanah Bumbu, meski tetap perlu perhatian ekstra terhadap kendala alam seperti hujan dan perubahan air tambak.