
BATULICIN, KALSMART.Info — Loka BPOM Tanah Bumbu terus mendorong peningkatan mutu produk pangan olahan melalui kegiatan pendampingan dan sosialisasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) bagi pelaku usaha kecil menengah (UMKM) pengolah hasil perikanan.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu melalui Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) ini berlangsung selama dua hari, mulai Selasa, 8 Oktober 2025, bertempat di Rumah Kemasan Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir.
Hari ini merupakan hari pertama pelaksanaan bimtek, di mana para peserta mendapat pembekalan langsung terkait standar kebersihan dan tata kelola produksi pangan yang baik.
Dalam penyampaiannya, Winda Wiqradhani, Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama Loka BPOM Tanah Bumbu yang sekaligus menjadi pembawa materi utama, menekankan pentingnya pemisahan area produksi dan area penjualan agar kebersihan dan keamanan pangan tetap terjaga.

“Kalau masih gabung di toko, masak-masaknya juga di toko, jualannya juga di situ, itu harus dipisah,” kata Winda sambil mencontohkan tata letak dapur sederhana di hadapan peserta.
“Terpisah itu bukan berarti harus dua bangunan yang berbeda, ya. Bisa satu tempat, tapi area pengolahannya harus jelas batasnya,” ujarnya.
Winda kemudian menjelaskan hal-hal teknis yang sering diabaikan pelaku usaha kecil.
“Untuk lima UMKM ini nanti kami jadwalkan juga kunjungan ke tempat produksinya. Kami mau lihat langsung apa yang kurang. Kemarin kami sudah visit ke dua UMKM, masih ada yang ventilasinya belum baik,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menyediakan ruang ganti pekerja sebelum memasuki area produksi.
“Sebelum masuk ke area produksi, harus ada ruang ganti minimal satu kali satu meter. Di situ disimpan celemek, penutup kepala, dan sarung tangan. Itu tempat transit sebelum masuk ke dapur produksi,” katanya.
Menurutnya, produk seperti pentol ikan berkuah tergolong berisiko tinggi karena mudah terkontaminasi bila proses pengolahannya tidak higienis.
“Kalau udara sekitar kotor, kipas anginnya berdebu, atau ventilasi tertutup, itu bisa mencemari makanan. Jadi pastikan area produksi bersih dan higienis,” ujarnya menegaskan.

Winda juga mengingatkan agar pelaku usaha memperhatikan persepsi konsumen terhadap proses produksi.
“Sekarang apa-apa bisa cepat viral. Kalau ada yang lihat produksi tanpa sarung tangan atau area kerja kotor, bisa langsung jadi isu. Jadi pakai alat pelindung diri, biar konsumen juga yakin produk kita aman,” ujarnya disambut anggukan peserta.
Lebih lanjut, Winda menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebatas sosialisasi, tetapi juga pendampingan penyusunan dokumen mutu.
“Selama dua hari ini kami dampingi penyusunan dokumen mutu. Dokumen itu jadi salah satu syarat untuk sertifikasi CPPOB, dan nantinya bisa lanjut ke izin edar BPOM,” terang Winda.
Ia berharap, melalui program pendampingan ini, UMKM di Tanah Bumbu dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk mereka sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh para penyuluh perikanan Kabupaten Tanah Bumbu yang aktif mendampingi peserta selama pelatihan, yaitu Eko Prio Raharjo, Henny Wahyuliani, Elya Saparinah, dan Isnaniah.
Acara dibuka oleh Kabid P2HP Abd. Gafur Ariyasi didampingi Evalinda Melani dari Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu.