
BATULICIN, KALSMART.info – Dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Komunitas Pecinta Alam ULIN Tanah Bumbu mulai mengibarkan bendera merah putih berukuran besar di sejumlah titik strategis. Hingga Kamis (24/7/2025), lima lokasi telah berhasil dipasangi bendera oleh tim lapangan yang bergerak sejak hari Rabu.
Lima titik tersebut meliputi Jembatan Batulicin, Jembatan Desa Sungai Dua, Jembatan Jalan Lingkar, Jembatan Gantung Kusambi, dan Jembatan Tanah Merah. Proses pemasangan dipimpin langsung oleh pembina ULIN, Agus Riyanto, bersama tim lapangan yang terdiri dari Apong, Sastro, Imah, Nur, Hase, dan Anshar.

“Target kita tahun ini ada 17 titik,” kata Agus. Ia menyebutkan, lokasi yang disasar tak hanya jembatan, tetapi juga danau, pantai, dan kawasan perbukitan. Beberapa di antaranya yaitu Jembatan Jalan Raya Batulicin, Jembatan Desa Sungai Dua, Jembatan Jalan Lingkar 30, Jembatan Gantung Desa Kusambi, Jembatan Desa Karang Bintang, Jembatan Pagatan, Jembatan Sungai Alut, Jembatan Pal 17, Jembatan Selilau, Jembatan Plasma, Jembatan Desa Gunung Raya, Jembatan Desa Selimuran, Danau Jalan Alternatif Batulicin–Banjarmasin, Danau Cekdam, Pantai JO, Pantai Muara Ujung, dan Gunung Taliut.
Agus menjelaskan, untuk lokasi seperti tebing, tim menggunakan teknik ascending dan descending. Sementara untuk area danau, mereka mengandalkan empat unit perahu kano. Di lokasi jembatan, sistem kerja menyesuaikan dengan struktur masing-masing, terutama soal pengamanan dan titik ikat.

Peralatan yang disiapkan pun tidak main-main. Untuk mendukung pemasangan di titik ekstrem, mereka membawa tali carmantel, carabiner, cowstail, webbing, seat harness, full body harness, figur 8, jummar, sling prusik, bor tangan, helm panjat, sepatu panjat, magnesium, chalk bag, ATC, pulley, runner, hanger dengan trubolt, hingga perahu kano dan pelampung. Selain itu, perlengkapan komunikasi seperti HT dan alat dokumentasi seperti drone, kamera, dan action cam juga dibawa untuk mengabadikan momen.
Sekretariat Komunitas ULIN sendiri berada di Jalan Insgub, seberang Perumahan Pelita Permai, samping Laundry Nabila, Desa Kampung Baru, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu. Komunitas ini dipimpin oleh Amrullah, atau yang lebih akrab disapa Kodok Rimba.

Bendera-bendera besar yang mereka pasang tak hanya mencuri perhatian warga dari jalan raya, tapi juga tampak luar biasa ketika dilihat dari udara. Dari ketinggian, warna merah putih tampak membelah sungai dan membentang di antara hutan serta perbukitan—menciptakan pemandangan yang kuat dan menyentuh.
Salah satu titik paling mencolok adalah Jembatan Gantung Kusambi. Di sana, bendera raksasa dibentangkan tepat di tengah jembatan, menjuntai hingga hampir menyentuh permukaan sungai. Dari bawah, ukurannya sudah mengundang decak kagum. Tapi dari udara, visualnya jauh lebih memukau—seolah membelah aliran air di tengah rimbun pepohonan yang hijau gelap.

Agus Riyanto mengatakan bahwa pemasangan di jembatan gantung ini cukup menantang. Tim harus menggunakan teknik vertical rescue, menggantung dengan tali sambil membawa perlengkapan, dan menjaga keseimbangan di atas jembatan yang terus bergoyang saat diinjak.
“Kalau jembatan seperti ini, kami harus gabungkan teknik panjat dengan sistem pengamanan tali,” ujar Agus. “Jadi benderanya kami bawa dari atas, terus tim turun pelan-pelan sambil memastikan benderanya bisa menggantung lurus, enggak miring atau terpuntir. Tantangannya, jembatan ini goyang terus, jadi harus jaga keseimbangan betul.”

Tim dokumentasi pun bekerja tak kalah keras. Mereka mengabadikan seluruh proses dan hasil akhirnya dengan kamera drone, agar pesan visual kemerdekaan bisa disampaikan lebih luas. Bendera yang berkibar bebas di ruang terbuka itu menjadi lambang bahwa semangat 17 Agustus tidak hanya hidup di tengah kota, tetapi juga di desa-desa yang jauh dari keramaian.
“Harapan kami dengan adanya kegiatan ini, semoga pemerintah bisa memberikan dukungan dan kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan pemuda, agar ke depan mereka bisa ikut terlibat,” kata Agus.

Ia juga berharap agar ke depan kegiatan pengibaran bendera raksasa ini bisa dilakukan di luar daerah atas nama Tanah Bumbu, sekaligus menargetkan semua tempat wisata dan titik ikonik di daerah sendiri, seperti tebing, gedung, pantai, menara, hingga area paralayang. “Kita ingin bendera merah putih ini bisa berkibar di mana-mana, agar semangat kemerdekaan makin terasa,” pungkasnya. (Om Anwar).