Next Post

Bagaimana Jadinya Jika Ayam Petelur Dibiarkan Liar di Kolong Rumah? Ternyata di Sepunggur Hasilnya Mengejutkan

Ahmad di kolong rumah panggungnya, memanen telur dari ayam petelur yang ia pelihara secara bebas, Selasa (17/6/2025).

BATULICIN, KALSMART.info — Ahmad, warga RT 03 Desa Sepunggur, Kecamatan Kusan Hilir, Tanah Bumbu, punya cara unik memelihara ayam petelur. Ia membiarkan ayam-ayamnya hidup bebas di kolong rumah panggung miliknya, tanpa kandang tertutup, tanpa pakan pabrikan. Rumah itu sendiri khas Makassar, berdiri di tengah kawasan tambak ikan miliknya, tak jauh dari aliran sungai yang airnya payau karena dekat dengan pantai.

“Ini bukan ayam kampung, ini ayam petelur. Tapi saya pelihara seperti ayam kampung, dilepas saja di bawah rumah,” ujar Ahmad dengan logat Makassar yang kental saat dijumpai di rumahnya pada Selasa, 17 Juni 2025.

Meski sistemnya sederhana, hasilnya tetap menjanjikan.
“Dulu 50 ekor, sekarang tinggal 20. Tapi sehari bisa dapat satu rak setengah. Kadang lebih kalau makanannya bagus,” ujarnya sambil menunjukkan telur-telur yang baru dipungut pagi itu.

Ayam petelur milik Ahmad mencari makan alami di sekitar rumah panggungnya, Desa Sepunggur, Selasa (17/6/2025).

Kolaborasi perikanan tambak dan peternakan ayam petelur

Peternakan ayam Ahmad tak bisa dilepaskan dari keberadaan tambak-tambak ikan di sekeliling rumahnya. Limbah dari aktivitas tambak, seperti ikan kecil yang mati, kulit udang, bahkan lumut, menjadi pakan alami ayam-ayamnya.

“Kadang saya lempar saja sisa-sisa dari tambak ke bawah rumah. Ayam langsung datang makan,” ujar Ahmad.

Ia menyebut sistem ini sangat menghemat biaya. Tak perlu beli pakan pabrikan, tak perlu beli vitamin, bahkan nyaris tanpa biaya perawatan.

Selain itu, keberadaan rumah panggung juga membuat ayam aman dari air pasang atau gangguan hewan liar. “Kalau musim hujan air naik, ayam tetap aman di bawah rumah. Mereka tahu di mana harus berteduh,” tambah Ahmad.

Baca Juga :  Rumah Inspirasi Kreatif (RIK) Tanbu Sukses Menggelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik

Menurutnya, kombinasi tambak dan ayam ini saling menguntungkan. Limbah satu menjadi sumber daya bagi yang lain. Dan hasilnya: telur-telur segar setiap hari, tanpa biaya besar.

 

Rumah panggung Ahmad di tepi tambak, tempat ayam petelur dipelihara bebas tanpa kandang, Selasa (17/6/2025).

Ia juga menyebut keunggulan lain dari telur ayam yang dipelihara secara bebas ini.
“Anak saya biasanya gatal kalau makan telur dari pasar. Tapi telur dari ayam ini aman-aman saja. Mungkin karena makannya alami, nggak pakai obat-obatan,” tambahnya.

Ahmad sudah memelihara ayam petelur sejak kecil.
“Saya beli anakannya umur lima hari, Rp15 ribu per ekor. Dari kecil langsung saya lepas di bawah rumah, mereka cari makan sendiri. Malam tidur di papan, pagi sudah ada telur,” ceritanya sambil tertawa.

Sambil menunjuk ke arah tambak yang mengelilingi rumahnya, Ahmad menambahkan,
“Tambak ini sangat bantu. Ikan kecil yang nggak laku itu saya manfaatkan buat ayam. Jadi nggak ada yang terbuang. Hemat juga.”

Ia mengaku tidak pernah memberi ayam-ayam itu pakan buatan atau vitamin tambahan.
“Yang penting mereka makan. Soal hasil, ya alhamdulillah. Kadang saya jual, kadang buat makan sendiri. Telur satu rak bisa laku Rp60 ribu di kampung sini,” ujarnya.

Avatar photo

Redaksi

Related posts

Newsletter

Subscribe untuk mendapatkan pemberitahuan informasi berita terbaru kami.

Loading

banner kalimantansmartinfo
Iklan Berita (1)
banner kalimantansmart

Recent News