Batulicin, Tanah Bumbu – Di tepian Sungai Segumbang, Kecamatan Batulicin, geliat kehidupan nelayan di Desa Segumbang masih terjaga. Lewat kelompok usaha bersama, warga mengoperasikan sepuluh kapal penangkap ikan yang menjadi andalan penghidupan mereka sehari-hari.
Enam kapal di antaranya tergolong besar, dengan ukuran mencapai 9 hingga 11 papan. Sisanya merupakan kapal kecil berukuran lima papan, serta perahu kelotok dan pete-pete yang umum digunakan untuk aktivitas melaut.
“Kalau kapal kecil paling naik lima papan, selebihnya kelotok dan pete-pete,” ungkap Syahruddin, warga RT 1 Desa Segumbang saat ditemui usai merapikan jaring miliknya di tepi sungai, Senin, 21 April 2025.
Salah satu kebutuhan yang mulai dirasakan warga adalah tempat putar balik kapal di aliran sungai. Kapal-kapal besar kerap kesulitan bermanuver saat akan tambat atau berangkat melaut, terutama di area sungai yang sempit.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan fasilitas sungai, masyarakat yang memiliki lahan di sekitar bantaran menunjukkan semangat kebersamaan dengan menyatakan kesediaannya untuk berkontribusi.
“Kami siap, asal bisa dimanfaatkan untuk perputaran kapal dan aktivitas nelayan,” cerita Syahruddin, menyampaikan aspirasi dari pemilik lahan yang siap menghibahkan sebagian tanahnya demi kepentingan bersama.
Di sisi lain, para nelayan juga menyampaikan harapan untuk mendapat tambahan bantuan berupa mesin kapal dan jaring. Selama hampir 30 tahun menjadi nelayan, sebagian besar dari mereka baru sekali menerima bantuan mesin. Meski begitu, ketersediaan BBM sejauh ini tidak menjadi hambatan dalam menjalankan aktivitas melaut.
Dengan kekuatan gotong royong dan kekayaan potensi perairan, warga Desa Segumbang optimis masa depan kampung nelayan mereka akan terus membaik. Mereka berharap sinergi dan dukungan dari berbagai pihak dapat memperkuat upaya pembangunan berbasis potensi lokal yang mereka jaga selama ini.
