Next Post

Jika Dikelola Serius, Pesta Laut Pagatan Bisa Jadi ATM Pendapatan Daerah

Dokumen Kemenpar

Pantai Pagatan di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menyimpan potensi luar biasa lewat tradisi budaya maritimnya: Pesta Laut Pagatan atau yang dikenal sebagai Mappanretasi. Setiap tahun, ritual ini digelar sebagai wujud syukur nelayan atas hasil laut yang melimpah, sekaligus menjadi magnet wisata yang menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah.

Event ini biasanya berlangsung selama dua pekan, dipusatkan di kawasan Pantai Pagatan. Namun, meski menyedot animo publik yang tinggi, hingga kini Pesta Laut Pagatan belum dikemas secara profesional untuk menjadi event berskala nasional—seperti Lovely Desember di Toraja atau Beautiful Malino di Gowa, Sulawesi Selatan.

Sebagai perbandingan, Beautiful Malino yang awalnya hanya dianggarkan Rp1 miliar dan dikelola oleh event organizer (EO) profesional, kini telah berkembang menjadi event nasional yang didukung anggaran Kementerian Pariwisata sebesar Rp2 miliar per tahun. Event ini menyedot puluhan ribu pengunjung setiap hari selama tiga hari pelaksanaan, dengan konsep festival modern: konser musik, fashion show, bazar kuliner, camping ground, fotografi, hingga pameran bunga.

Dampaknya luar biasa. Masyarakat Malino panen rupiah. Jika 20 ribu orang hadir per hari dan membelanjakan minimal Rp100 ribu, maka perputaran uang mencapai Rp2 miliar per hari. Dalam tiga hari saja, total transaksi menyentuh angka Rp6 miliar.

Bayangkan jika skema seperti ini diterapkan pada Pesta Laut Pagatan yang berlangsung dua pekan penuh. Dengan asumsi serupa, akan ada Rp28 miliar perputaran uang selama event, yang sebagian besar dinikmati langsung oleh masyarakat: pelaku UMKM, pedagang kaki lima, pengelola parkir, penginapan, transportasi, hingga penyedia jasa wisata.

Belum lagi retribusi, pajak hiburan, dan pajak UMKM yang bisa mengisi pundi-pundi pendapatan daerah.

Baca Juga :  Kisah Pentol Ikan Pagatan: Dulu Diremehkan, Kini Jadi Primadona

Sayangnya, sejauh ini pengelolaan Pesta Laut Pagatan masih bersifat seremonial dan belum maksimal dari sisi industri pariwisata. Banyak event serupa di daerah lain gagal berkembang karena tidak berani melibatkan EO yang berpengalaman, atau terlalu percaya pada pola-pola lama yang tidak lagi relevan di era digital dan industri kreatif saat ini.

Contohnya bisa dilihat di salah satu Kabupaten lain di Sulawesi Selatan, di mana event Lovely Desember belum mampu naik kelas meski telah berjalan 15 tahun. Usulan menjadikan Kabupaten tersebut sebagai tuan rumah Festival Film Indonesia pun tak pernah terealisasi karena minimnya keberanian dan keyakinan bahwa daerah bisa jadi pusat perhelatan nasional.

Pesta Laut Pagatan punya semua modal: tradisi budaya yang kuat, alam pantai yang eksotis, dukungan masyarakat, dan sejarah panjang sebagai ikon daerah. Yang kurang hanyalah keberanian untuk bertransformasi—melalui pengelolaan profesional, kolaborasi kreatif, dan visi yang jauh ke depan.

Jika dikelola serius, bukan mustahil Pesta Laut Pagatan menjadi ATM pendapatan daerah setiap tahun. Dan bukan cuma soal uang, tetapi juga kebanggaan daerah yang ikut naik kelas di mata nasional.

KalimantanSmart.INFO – Om Anwar

Avatar photo

Redaksi

Related posts

Newsletter

Subscribe untuk mendapatkan pemberitahuan informasi berita terbaru kami.

Loading

banner kalimantansmartinfo
Iklan Berita (1)
banner kalimantansmart

Recent News