Kiai Haji Muhammad Abduh Pabbajah, yang akrab disapa Gurutta Pabbajah, adalah seorang ulama kharismatik asal Sulawesi Selatan yang berperan penting dalam pengembangan pendidikan Islam dan dakwah di Indonesia. Lahir pada 26 Oktober 1918 di Allakuang, Sidenreng Rappang, beliau merupakan putra kesembilan dari pasangan Lapabbaja dan Latifah. Sejak kecil, Gurutta Pabbajah tumbuh dalam lingkungan keluarga yang religius dan kental dengan pendidikan agama Islam.
Pendidikan formalnya dimulai di Sekolah Rakyat Rawa, namun kemudian beliau melanjutkan studi di Madrasatul Arabiyah Islamiyah (MAI) Sengkang, di bawah asuhan AGH Muhammad As’ad. Setelah menyelesaikan pendidikan di MAI, Gurutta Pabbajah kembali ke kampung halamannya untuk mengabdi sebagai pengajar. Beliau mendirikan cabang MAI di Allakuang, menyediakan pendidikan dari tingkat Ibtidaiyah hingga Aliyah. Kiprahnya dalam pendidikan membuatnya dipercaya sebagai kepala distrik Allakuang dan kemudian diangkat sebagai kadi Sidenreng pada tahun 1949.
Pada tahun 1952, Gurutta Pabbajah pindah ke Parepare dan bergabung dengan pesantren Dar al-Da’wah wa al-Irsyad (DDI) yang dipimpin oleh AGH Ambo Dalle. Beliau aktif mengajar dan berkontribusi dalam pengembangan pesantren tersebut. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Parepare selama tujuh tahun dan menjadi kadi di kabupaten tersebut.
Pada tahun 1978, Gurutta Pabbajah mendirikan Pondok Pesantren Al-Furqan di Parepare, yang dalam waktu singkat berkembang pesat dan menyediakan pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga Madrasah Aliyah. Beliau juga aktif dalam organisasi kemasyarakatan, pernah menjabat sebagai ketua umum Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) periode 1955-1962.
Selain kontribusinya dalam pendidikan dan dakwah, Gurutta Pabbajah juga dikenal sebagai penulis produktif. Beliau menghasilkan berbagai karya, termasuk kitab tafsir berbahasa Bugis dan kitab “Mabadi’ ‘Ilm Ushul al-Tafsir”. Karya-karya ini menjadi rujukan penting dalam studi Islam di Indonesia.
K.H. Muhammad Abduh Pabbaja adalah seorang ulama produktif yang telah menghasilkan berbagai karya tulis dalam bidang keislaman, khususnya dalam ilmu tafsir, akhlak, dan ibadah. Berikut beberapa karya beliau:
Bidang Ilmu Tafsir:
- Tafsir al-Qur’an al-Karim bi al-Lughah al-Bughisiyah
- Tafsir Surah al-Fatihah
- Tafsir Surah an-Nas
- Tafsir Surah al-Falaq
- Tafsir Surah al-Ikhlas
- Tafsir Surah al-Lahab
- Tafsir Surah Muhammad
- Tafsir Surah al-Ahqaf
- Tafsir Surah al-Waqi’ah
Bidang Akhlak:
- Al-Mau’izah al-Hasanah (dua jilid)
- Masa Pertumbuhan Gadis Remaja Putra dan Putri
- Adab al-Fatah
- Mir’ah al-Nasyi’in
Bidang Ibadah:
- Az-Zikru ‘Inda al-Asyiyyi wa al-Abkar
- al-Ma’tsurat al-Shalat
Bidang Ilmu Tafsir:
- Mabadi’ ‘Ilm Ushul al-Tafsir
Selain karya tulis, K.H. Muhammad Abduh Pabbaja juga aktif merekam ceramah dan khutbahnya sejak tahun 1970. Rekaman-rekaman tersebut diperbanyak oleh Yayasan Al-Furqan agar dapat didengar oleh umat Islam lebih luas.
Beliau juga menulis syair-syair keagamaan dalam bahasa Bugis menggunakan aksara Lontara, yang berperan penting dalam menanamkan prinsip keislaman pada generasi muda dan memperkuat aspek ketauhidan serta kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Karya-karya K.H. Muhammad Abduh Pabbaja tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan ilmu keislaman, tetapi juga dalam pelestarian budaya lokal melalui penggunaan bahasa dan aksara daerah.
Gurutta Pabbajah wafat pada Agustus 2009 dalam usia 90 tahun. Kepergiannya meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia pendidikan Islam dan dakwah di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.
Ditulis Om Anwar – KalimantanSmart.INFO
