Next Post

Banjir Parah Rendam Daeng Tata 1, Warga Mengeluh Tak Ada Solusi dari Pemkot Makassar

Foto : Khairurrijal

Makassar, Rabu, 22 Januari 2025 – Banjir besar kembali melanda kawasan Daeng Tata 1, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, merendam seluruh blok dari Blok 1 hingga Blok 5. Genangan air yang mencapai selutut orang dewasa atau sekitar 50-60 cm telah menyebabkan kerugian besar bagi warga, mulai dari rusaknya perabotan rumah hingga terhentinya aktivitas sehari-hari.

Saat ini, air sudah mulai memasuki hampir seluruh rumah warga di Jalan Daeng Tata 1, semakin memperburuk keadaan. Warga yang telah berusaha mengungsi dan menyelamatkan barang-barang mereka kini merasa terjebak, karena jalan-jalan utama terendam dan akses keluar dari pemukiman semakin sulit.

Bersama dengan Jalan Mannuruki Raya, Jalan Daeng Tata 1 adalah kawasan padat penduduk yang juga menjadi jalan alternatif penting. Daerah ini menghubungkan Jalan Daeng Tata Raya dengan Jalan Sultan Alauddin, dua jalan utama yang sering dilalui kendaraan. Akibat banjir, akses ini terhambat, menyebabkan kesulitan bagi warga dan pengendara yang biasa melintasi jalan tersebut, baik untuk kegiatan sehari-hari maupun transportasi.

Dengan jumlah penduduk sekitar 186.280 jiwa, Kecamatan Tamalate memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Banjir kali ini datang begitu cepat. Rijal, warga Blok 2 Daeng Tata 1, mengungkapkan bahwa hanya dalam waktu tiga jam setelah hujan deras, air sudah mulai naik dan menggenangi kawasan tersebut. “Baru tiga jam hujan deras, air sudah naik. Hujan mulai jam 5 sore tadi, dan sampai sekarang deras sekali,” kata Rijal. Ia juga menambahkan bahwa banjir kali ini tidak merendam kawasan Hartaco Indah yang terletak di seberang Jalan Daeng Tata Raya. “Tidak ada banjir di Hartaco, tapi mungkin di Daeng Tata 1 air sudah mulai menggenang,” ujarnya.

Husni, warga Blok 3 Daeng Tata 1, mengungkapkan bahwa ketinggian air di kawasan BTN Tabaria, yang lebih tinggi lagi, bisa mencapai 1 meter. “Air di sana lebih tinggi lagi, sampai 1 meter. Kondisi ini jelas semakin parah. Drainase di daerah ini sudah tidak mampu mengalirkan air dengan baik,” katanya.

Buruknya sistem drainase di kawasan ini menjadi penyebab utama banjir yang kerap terjadi. Saluran drainase yang ada sudah tidak mampu menampung air hujan yang turun dengan intensitas tinggi. Aliran air yang seharusnya mengalir ke kanal utama kota yang bermuara di Sungai Jeneberang seringkali tersumbat dan terhambat. Bahkan, aliran air ke kanal Jongaya yang melintasi Jalan Andi Tonro juga terganggu, sehingga air terjebak dan merendam kawasan ini. “Air dari sini seharusnya mengalir ke kanal utama kota yang bermuara di Sungai Jeneberang, tapi tidak lancar. Aliran air ke kanal Jongaya yang melintasi Jalan Andi Tonro juga terganggu, sehingga air tidak bisa mengalir dengan baik seperti mestinya,” jelas Husni.

Selain merendam rumah, banjir juga mengganggu transportasi. Pengendara motor kesulitan melewati Jalan Daeng Tata 1, karena tinggi air yang sangat tinggi di daerah ini. “Motor saya hampir mogok karena jalanan sudah tergenang air setinggi ini. Kami kesulitan bergerak, bahkan mobil pun sulit melintas. Jalan ini memang sangat padat, apalagi kalau hujan seperti ini,” ujar seorang pengendara motor yang melintas.

Sementara itu, kawasan Hartaco Indah yang hanya dipisahkan oleh Jalan Daeng Tata Raya terlihat aman dari banjir. Hal ini karena kawasan tersebut terkoneksi langsung dengan Sungai Jeneberang dan berada di pinggir sungai, sehingga air banjir tidak menggenang di kawasan tersebut. Namun, kondisi ini justru menambah pertanyaan bagi warga Daeng Tata 1 terkait pengelolaan drainase dan saluran air di daerah mereka.

Foto : Khairurrijal

Rijal, warga Blok 2 Daeng Tata 1, mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap kondisi ini. “Banjir ini sangat merugikan kami. Setiap hujan deras, air pasti naik. Rumah kami terendam, barang-barang rusak, dan jalanan sulit dilalui. Tapi, pemerintah sepertinya hanya diam saja,” katanya.

Warga mendesak Pemkot Makassar untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani masalah banjir yang kerap terjadi setiap musim hujan. Mereka berharap ada perbaikan sistem drainase yang menyeluruh dan solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terus berulang.

“Kami butuh tindakan nyata dari pemerintah, bukan sekadar janji-janji. Banjir ini sudah terlalu sering terjadi dan sangat merugikan warga. Jangan sampai dibiarkan terus seperti ini,” tegas Husni.

Warga juga berharap ada edukasi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air. Dengan langkah kolektif, mereka optimis banjir yang melanda kawasan Daeng Tata 1, BTN Tabaria, dan wilayah Kecamatan Tamalate dapat diatasi, sehingga kanal yang membelah Kota Makassar dapat berfungsi maksimal mengalirkan air ke Sungai Jeneberang.

Kontributor: Khairurrijal, KalimantanSmart.INFO di Kota Makassar.

Avatar photo

Redaksi

Related posts

Newsletter

Subscribe untuk mendapatkan pemberitahuan informasi berita terbaru kami.

Loading

IMG-20210224-WA0065
Iklan Berita (1)
banner kalimantansmart

Recent News