Tanah Bumbu – Buku dengan headline “Pigura Tanah Bumbu, Melihat Bumi Bersujud Lebih Dekat” adalah hasil karya putra-putra Tanah Bumbu yang lahir dan dibesarkan di Pagatan melalui komunitas yang mereka namakan Komunitas Pegiat Gambar (Kopi Ambar).
Dengan kertas, desain dan kemasan lux, buku berukuran kertas jenis F4 ini terlihat sangat keren, layaknya buku-buku berlabel mahal yang acap kita temui di toko-toko buku besar seperti Gramedia, Toga Mas, Periplus dan Books & Beyond.
Sambutan Kadis Perpustakaan dan Pengarsipan Kab. Tanah Bumbu
Di awal halaman, kita akan jumpai lembaran sambutan hangat Kepala Dinas Perpustakaan dan Pengarsipan Kabupaten Tanah Bumbu, Yulia Rahmadani.
Dalam sambutan tertulisnya, Yulia menyampaikan bahwa kehadiran buku ini dalam rangka menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya literasi di Kabupaten Tanah Bumbu.
Menurutnya, buku ini memuat identitas Tanah Bumbu, seperti landmark, rumah ibadah, objek wisata, budaya dan foto-foto aktivitas masyarakat Tanah Bumbu.
Pada sambutan tersebut, Yulia juga menyampaikan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tanah Bumbu kian intensif mendorong minat baca dengan cara meningkatkan layanan perpustaan keliling melalui program pusling seru di 12 Kecamatan, termasuk daerah yang sulit terjangkau.
Langkah tersebut dimaksudkan untuk mengakrabkan masyarakat dengan buku.
Tidak hanya mendorong minat baca, Kadispersip juga merasa terpanggil untuk menerbitkan buku-buku bertema lokalitas seperti halnya Buku “Pigura Tanah Bumbu, Melihat Bumi Bersujud Lebih Dekat” ini.
SINOPSIS BUKU : “Pigura Tanah Bumbu, Melihat Bumi Bersujud Lebih Dekat”
Menurut penyusunnya, buku ini sebagai etalase Tanah Bumbu, karena di buku ini mencakup foto di semua kecamatan.
Di samping menjadi referensi pustaka, buku ini juga befungsi sebagai arsip daerah sekaligus menjadi media mengenalkan Tanah Bumbu terutama kepada pembaca pemula.
“Insya Allah 2024 kita akan membuat buku serupa dengan konsep foto yang lain dari yang lain” ucap Muzakkir Munzir, salah satu penyusun buku.
“Berharap buku ini bisa memenuhi ruang-ruang publik seperti bandara, kanto-kantor instansi pemerintah atau swasta, bank dan kantor pelayanan publik lainnya” tambah Muzakkir.
Sementara itu, Ari Roby Rusadi yang juga menjadi bagian utama dari penyusunan buku ini menyampaikan bahwa desain buku menunjukkan desain layout yang tidak kalah dengan desain karya di luar daerah.
Buku yang berisi 155 halaman ini, terbagi menjadi 6 bagian yakni; potret daerah, budaya dan tradisi, arsitektur dan warisan bangunan, destinasi wisata, panorama religi dan potret kehidupan.
1. Potret Daerah
- Lanscafe dan Topograpi
- Kota dan Infrastruktur
2. Budaya dan Tradisi
3. Arsitektur dan Warisan Bangunan
4. Destinasi Wisata
5. Panorama Religi
6. Potret Kehidupan
RESENSI BUKU
Tentu ada yang bertanya, Apa itu resensi buku? Secara sederhana resensi buku dapat diartikan sebagai penilaian mengenai sebuah karya berupa buku.
Unsur apa saja yang dinilai?, unsur yang dinilai, yaitu isi dan unsur kebahasaannya.
Lantas apa perbedaan sinopsis buku dan resensi buku?
Perbedaan, baik itu sinopsis atau pun resensi terletak pada tujuan penulisannya. Sinopsis bertujuan untuk menarik perhatian pembaca dengan merangkum bagian-bagian penting dan menarik dari sebuah karya. Sementara itu, resensi memiliki tujuan untuk mengulas, dan memberikan penilaian terhadap suatu karya. Halo Penulis
RESENSI BUKU : “Pigura Tanah Bumbu, Melihat Bumi Bersujud Lebih Dekat”
Informasi tentang isi atau alur cerita dari buku “Pigura Tanah Bumbu, Melihat Bumi Bersujud Lebih Dekat” secara singkat telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, hal ini dapat memberikan informasi dan gambaran bagi anda yang belum membaca bukunya.
Buku yang sangat kental dengan seni fotografi ini, tentu layak juga disebut sebagai buku fotografi, dimana buku ini dominan menampilkan hasil karya fotografer untuk memamerkan karya seni fotografinya, yang tentu saja dapat dijadikan referensi bagi kalian yang menyukai dunia fotografi khususnya fotografi lanscape.
Buku fotografi sejenis yang sangat terkenal diantaranya; “Understanding Exposure” karya Bryan Peterson, “The Photographer’s Eye” karya Michael Freeman, “The Art of Photography” karya Bruce Barnbaum dan karya-karya buku fotografi besar lainnya.
Menurut pengarangnya, latar belakang diterbitkannya buku ini diantaranya adalah minimnya referensi soal Tanah Bumbu, kurangnya bahan bacaan anak tentang materi lokalitas dan terbatasnya buku promosi Tanah Bumbu yang memuat potensi daerah dengan lengkap.
RESENSI BUKU, apa manfaatnya?
Resensi buku tidak hanya berguna bagi calon-calon pembaca, namun juga memberikan manfaat kepada penulisnya. Penulis akan tahu apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan dari karyanya. Dengan demikian, penulis dapat mengevaluasi dan meningkatkan karyanya di kemudian hari.
Di halaman penutup buku, kita akan jumpai nama-nama pengarang buku beserta email contact jika pembaca nantinya ingin melanjutkan perbincangan melalui korespondensi.
Akhir kata, kami sampaikan bahwa terbitnya buku “Pigura Tanah Bumbu, Melihat Bumi Bersujud Lebih Dekat” adalah bukti dedikasi para penulis dan penyusunnya, dan tentunya sungguh menginspirasi, khususnya bagi generasi muda Kabupaten Tanah Bumbu.
Selamat atas pencapaiannya adek-adek
Kalimantan Smart Info (Om_Anwar)
