Jumat dini hari (24/05/2024), sebenarnya tujuan kami hanya ingin mengambil beberapa foto saja untuk koleksi di galeri milik salah seorang sahabat.
Bagi para pecinta landscape photography, Muara Pagatan menjadi salah satu tujuan favorit saat matahari mulai terbit di ufuk timur.
Memotret matahari terbit, tentu saja memberikan sensasi estetis yang menawarkan cahaya dan suasana hati yang berbeda jika dibandingkan dengan waktu lainnya.
Segarnya pagi suasana pantai muara yang berombak dengan hamparan pepohonanan mangrove saat air pasang menjadi pemandangan alam yang begitu indah dan menyejukkan saat pemotretan.
Sekelompok warga di atas perahu mesin tiba-tiba saja melintas di antara hutan mangrove dan berhenti tepat di dekat tumpukan bakau tempat kami berdiri memotret obyek alam.
Dengan ramah, sang pemilik perahu pun menyapa dan bercerita jika mereka akan kembali ke Pulau Burung usai menyebar puluhan ribu batang bibit mangrove untuk kemudian di tanam masyarakat desa di sepanjang pantai Muara Pagatan
Menurutnya, pekerjaan berperahu dari Pulau Burung Ke Muara Pagatan yang jaraknya berkisar 15 mil ini dilakukannya setiap hari hingga mangrove yang disuplai pemesan padanya jumlahnya terpenuhi.
Namanya Syamsu Baco, sapaannya Baco, usianya sekitar 40 tahun lebih, katanya asalnya dari Pulau Burung. Dia pun menceritakan pekerjaan sehari-harinya sebagai pegiat mangrove dari Kelompok Mangrove Usaha Bersama Desa Pulau Burung.
Menurutnya, selain hasil semaian kelompok, bibit mangrove juga didatangkan dari berbagai daerah seperti Banjar Baru, Tanah laut dan Sebuhur Kotabaru.
Dan katanya, sejak tahun 2023 hingga tahun 2024 sudah ada sekitar 450.000 batang bibit pohon mangrove yang mereka suplai ke berbagai daerah di Tanah Bumbu dan di Kotabaru.
“Kalau di Muara Pagatan, di bulan januari lalu kami suplai sebanyak 10.000 pohon, di bulan April 8.000 pohon, dan terakhir di bulan mei ini akan kami suplai sebanyak 55.000 pohon mangrove” Ucap Baco.
Hutan Mangrove Muara Pagatan
Namanya mungkin tak sefamiliar Hutan Mangrove Karimun Jawa dan Hutan Mangrove Benoa Bali atau pun tak setenar Hutan Mangrove Muara Angke yang turut ditanami Prabowo Subianto (Menhan) saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo pada acara Puncak Penanaman Mangrove Nasional di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk-Jakarta Utara tahun 2023 lalu.
Namun, Hutan Mangrove Muara Pagatan di masa mendatang jelas menawarkan prospek keindahan yang tak kalah menariknya, kita bayangkan ratusan ribu batang bibit pohon mangrove yang ditanam sekarang jika benar-benar tumbuh di kawasan ini dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
Husaini, Kepala Desa (Kades) Muara Pagatan saat dihubungi via telpon membenarkan bahwa puluhan ribu batang bibit mangrove sedang dalam proses penanaman di desanya.
“Sekitar satu bulan lalu, warga kami telah menanam 8.000 bibit pohon mangrove melalui bantuan dana CSR bank kalsel bersama program Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, sementara 55.000 bibit pohon dari Program Dinas Perikanan Kelautan Provinsi ini sudah mulai ditanam sejak hari senin lalu oleh masyarakat Desa Muara Pagatan, yang penanamannya dibagi per kelompok” Kata Kades.
Kades pun tak lupa menjelaskan teknik penanaman bibit, ada yang meminta jarak penanaman rapat 1×1 meter, dan ada juga yang meminta 1×2 meter saja.
Kades berharap dengan program kegiatan penanaman mangrove ini sangat membantu dan melindungi desanya dari bahaya ancaman abrasi pantai akibat ombak saat air pasang dan saat banjir rob yang bisa terjadi di bulan November.
Hal senada disampaikan Amirullah, Camat Kusan Hilir melalui komunikasi Whatsapp. “Kami apresiasi atas kegiatan ini, karena ini merupakan bentuk usaha yang dilakukan untuk merevitalisasi tanaman yang ada dipinggir pantai, serta bisa dikelola menjadi tempat wisata mangrove, sehingga masyarakat yang ada disekitar bisa berjualan sesuai yang diperlukan” Kata Amirullah.
Memahami Fungsi Hutan Mangrove
Betapa pentingnya hutan mangrove bagi kelangsungan hidup kita, sehingga keberadaannya sangat perlu untuk kita jaga dan lestarikan.
Disamping sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut seperti udang, kepiting dan ikan-ikan kecil untuk berlindung, Hutan Mangrove juga menjadi tempat hidup binatang darat seperti kura-kura, kera, burung dan lain-lain.
Fungsi lain Hutan Mangrove yang paling esensial adalah mampu menahan arus air laut agar tidak mengikis daratan pantai disamping sebagai penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen (O2).
Surga Tersembunyi di Ujung Tenggara
Salah satu langkah alternatif untuk mempertahankan kelestarian hutan mangrove adalah mengelola kawasan tersebut menjadi kawasan ekowisata (Agussalim et al., 2014).
Ekowisata didefinisikan sebagai perjalanan ke kawasan alam yang relatif tidak terganggu atau tidak terkontaminasi dengan tujuan khusus untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati pemandangan serta tumbuhan dan hewan liar, serta setiap manifestasi budaya yang ada yang ditemukan di daerah tersebut.
Dengan demikian, jika dipersiapkan dan dikelola dengan baik dari sekarang, keajaiban Hutan Mangrove Muara Pagatan di masa yang akan datang akan menawarkan keindahan alam tropis dengan pepohonan mangrove hijau dan spot foto yang sangat menarik, menjadikannya surga tersembunyi di ujung tenggara Pulau Kalimantan, pulau terbesar di Republik Indonesia ini.
Kalimantan Smart Info (Om Anwar)
